Rusia Menyerukan Tatanan Dunia Baru
Minggu, 19 Februari 2017, 14:26 WIBBisnisnews.id - Rusia ingin para pemimpin global merangkul tatanan dunia baru, di mana bukan AS dan negara-negara Barat lainnya yang menjadi pengambil keputusan, tapi negara-negara berdaulat juga harus mengikuti hukum internasional berdasarkan kepentingan nasional.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan Moskow sedang berusaha untuk lebih dekat dengan Washington tapi juga menolak aliansi militan NATO yang dipimpin AS.
" Para pemimpin bertanggung jawab untuk membuat pilihan, saya berharap keputusan dilakukan untuk mendukung tatanan dunia yang demokratis dan adil," kata Lavrov di Konferensi Keamanan Munich, Sabtu yang dihadiri oleh para pemimpin dunia, termasuk Wakil Presiden AS, Mike Pence.
" Jika Anda ingin, Anda dapat menyebutnya sebagai tatanan dunia paska Barat. Ketika setiap negara, berdasarkan kedaulatannya dalam aturan hukum internasional, berusaha untuk menemukan keseimbangan antara kepentingan nasional dan kepentingan nasional mitranya."
Pernyataan itu disampaikan setelah sejumlah anggota parlemen Republik dan Demokrat menyerukan penyelidikan independen terhadap hubungan Presiden Donald Trump ke Moskow. Penasihat keamanan nasional AS, Michael Flynn, mengundurkan diri hari Senin (13/02) setelah Washington Post menerbitkan sebuah investigasi yang mengungkapkan Flynn melakukan tawar-menawar dengan Kremlin atas sanksi AS.
Lavrov tidak menyinggung soal skandal itu, tetapi juga tidak menguraikan harapannya untuk bekerja sama dengan pemerintahan Trump, menurut laporan Associated Press.
Trump telah menyebut NATO sebagai "usang" dan mengancam akan menarik dukungan jika anggota Eropa tidak menghabiskan anggaran nasional mereka pada belanja pertahanan. Bahkan beberapa negara telah menyatakan kekhawatiran atas Rusia yang mungkin melanggar hukum internasional dalam perbatasan mereka, seperti aneksasi Crimea dari Ukraina pada tahun 2014.
" Apa jenis hubungan kita inginkan dengan AS? Hubungan pragmatis, saling menghormati, memahami tanggung jawab khusus untuk stabilitas global," kata Lavrov. "Kami memiliki potensi besar yang belum disentuh, dan kami terbuka untuk itu, karena AS terbuka untuk itu juga," tambahnya. Lavrov mengatakan tetap perang dingin terhadap NATO.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menepis kritik Moskow tentang NATO. Aliansi militer baru-baru ini mengirim pasukan ke Baltik dan Polandia untuk mencegah ketegasan Rusia, katanya.
" Kami tidak ingin memprovokasi konflik. Kami ingin mencegah konflik dan menjaga perdamaian. Kami tidak ingin mengisolasi Rusia. Kami tidak ingin Perang Dingin baru, kita tidak ingin perlombaan senjata baru, apa yang kita lakukan terukur dan defensif," kata Stoltenberg kepada AP.
Pence sebelumnya mengatakan kepada peserta tahunan Konferensi Keamanan Munich bahwa AS akan memegang tanggung jawab Rusia atas tindakannya di Ukraina dan perang Suriah. Dia juga menjanjikan komitmen Washington untuk anggota NATO. (marloft)