Saudi Danai Ekstremisme Di Inggris
Kamis, 06 Juli 2017, 00:26 WIBBisnisnews.id - Pendanaan asing untuk ekstremisme Islam di Inggris sebagian besar berasal dari Arab Saudi, menurut laporan think tank pada hari Rabu (5/7/2017) yang dicap salah kategori oleh kedutaan besar Saudi.
"Sementara entitas dari seluruh Teluk dan Iran telah bersalah melakukan ekstremisme, orang-orang di Arab Saudi tidak diragukan lagi berada di urutan teratas daftar," Tom Wilson dari Henry Jackson Society, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Menurut kebijakan luar negeri think-tank yang berbasis di Hawkish London, Arab Saudi sejak tahun 1960-an mensponsori jutaan dolar untuk mengekspor Wahhabi Islam ke seluruh dunia Islam, termasuk komunitas Muslim di Barat.
Kerajaan ultra-konservatif adalah tempat lahir ajaran Sunni keras tentang Wahhabisme dan merupakan rumah bagi situs tersuci Islam di Mekkah.
Pendanaan Arab Saudi terutama mengambil bentuk wakaf ke masjid, kata laporan tersebut, yang pada gilirannya menjadi tuan rumah bagi pengkhotbah ekstremis dan pendistribusian literatur ekstremis.
Laporan tersebut juga menandai bahwa beberapa pengkhotbah pembenci Islam yang paling serius di Inggris telah belajar di Arab Saudi sebagai berasal dari program beasiswa.
Dalam sebuah pernyataan kepada BBC, kedutaan besar Saudi di London mengatakan bahwa klaim tersebut pasti salah.
"Kami bukan dan tidak akan memaafkan tindakan atau ideologi ekstremisme kekerasan dan kami tidak akan beristirahat sampai penyimpangan dan organisasi mereka hancur," tambahnya.
Henry Jackson Society menyerukan pembentukan undang-undang baru yang mewajibkan masjid dan institusi Islam lainnya untuk mengumumkan masuknya dana asing.
Mereka juga menuntut peluncuran penyelidikan publik mengenai pendanaan ekstremisme asing dan menjepit pemerintah yang sejauh ini menolak untuk menerbitkan laporannya sendiri tentang pendanaan asing untuk terorisme.
Kerajaan Saudi adalah mitra dagang terbesar Inggris di Timur Tengah, dengan ekspor lebih dari 8,4 miliar dolar untuk barang dan jasa Inggris ke negara ini pada tahun 2015. (marloft)