Singapura Segera Dapatkan Presiden Wanita Pertama
Rabu, 13 September 2017, 13:49 WIBBisnisnews.id - Dipilih, bukan memilih. Pemilih di Singapura menanggapi marah setelah pejabat pemilihan memutuskan kepala negara di masa depan secara efektif. Dengan semua kandidat lain yang tersingkir, Halimah Yacob akan menjadi presiden wanita pertama.
Otoritas Singapura diperkirakan akan membatalkan pemilihan presiden dan segera memilih presiden terpilih, Yacob etelah batas akhir pencalonan berakhir pada hari Rabu 13 September.
"Ada pemilihan atau tidak, semangat dan komitmen saya untuk melayani rakyat Singapura tetap sama," kata Yacob.
Yacob diharapkan untuk sumpah jabatan pada hari Kamis 15 September, menjabat sebagai presiden wanita pertama Singapura selama enam tahun ke depan, menurut kantor berita Singapura, Straits Times.
Pihak berwenang awalnya menjadwalkan pemilihan presiden pada tanggal 23 September, dengan lima orang kandidat. Namun, para kandidat perlu mematuhi peraturan baru tentang memberi tempat bagi minoritas perwakilan di Singapura yang berpenduduk mayoritas Cina.
Pejabat di Singapura menyatakan bahwa hanya anggota kelompok etnis Melayu yang diizinkan untuk mencalonkan diri pada tahun 2017. Dua di antaranya dengan cepat didiskualifikasi berdasarkan kriteria ini.
Di bawah konstitusi Singapura, calon presiden juga harus memiliki pengalaman baik bertugas di kantor publik, memimpin sebuah organisasi yang terkait dengan pemerintah, atau perusahaan senilai setidaknya 370 juta dolar untuk ekuitas pemegang saham. Yacob, seorang mantan juru bicara parlemen adalah satu-satunya yang lolos.
Keputusan untuk menjadikannya satu-satunya kandidat mendapat kritik dari masyarakat, terutama di media sosial. Sementara Singapura tetap dikontrol ketat oleh pemerintah, warganya telah semakin vokal dengan kritik terhadap elite yang berkuasa dalam beberapa tahun terakhir.
"Semua warga Singapura tidak senang meritokrasi dan keadilan pemilihan. Nilai-nilai inti Singapura telah terkikis untuk memenuhi tujuan politik," kata penulis dan komentator politik Sudhir Thomas Vadaketh dikutip dari AFP. (marloft)