Tahun Politik Dikhawatirkan Mengganjal Investasi Menurunkan Lapangan Kerja
Kamis, 08 Februari 2018, 10:24 WIBBisnisnews.id - Kalangan analis khawatir di tahu politik 2018. Bukan saja soal tersendatnya investasi karena kalangan investor saug menunggu kepastian tapi juga berpengaruh kepada daya beli masyarakat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada terjadi penurunan daya bel masyarakat, seperti kebutuhan rumah tangga. Lembaga itu menyebutkan kontribusi terbesar dalam struktur produk domestik bruto (PDB) 2017 berasal dari konsumsi rumah tangga yaitu senilai 56,13.
Di 2018, ada dua agenda besar bangsa ini, yaitu Pilkada serentak kemudian dilanjutkan Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019, Asian Games dan pertemuan tahunan Bank Dunia (World Bank/WB) maupun Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
Agenda-agenda besar itu bukan meningkatkan investasi tapi lebih banyak menggenjenjot tingkat konsumsi, terutama rumah tangga.
Padahal untuk bisa menyeimbangkan ekonomi nasional, diperlukan investasi. Ini yang cukup dikhawatirkan, ada pengeluaran, rendah pemasukan.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati pada awak media Rabu (7/2/2018) mengakui adanya kekhawatiran itu. Untuk dapat mengakselerasi ekonomi dibutuhkan investasi, padahal di tahun politik investasi terkendala.
Panduan utama untuk melihat lebih jauh lagi tentang realisasi investasi dan konsumsi rumah tangga adalah indeks tendesi bisnis (ITB) dan indeks tendensi konsumen (ITK). Penurunan ITB di kuartal IV-2017 dari 112,39 menjadi 111,02 dan itu menggambarkan optimisme pelaku bisnis kian menurun.
Komponen ITB yang menurun di antaranya penggunaan kapasitas usaha dan rata-rata jumlah kerja. Dua komponen tersebut menggambarkan kontraksi dari penambahan tenaga kerja pada tahun ini dan tahun depan.
Pada kuartal I-2018 ITB mengalami penurunan hingga 108,6 bahkan mungkn isa lebih rendah bila pebisnis memilih bersikap menunggu karena ketidakpastian yang ditimbulkan pada tahun politik.
yam S)
Padahal, realisasi investasi merupakan prasyarat pertumbuhan ekonomi berkualitas yang dapat dinikmati oleh semua pelaku. Artinya, ada investasi terbuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran, mendorong perekonomian sekaligus daya beli
Masalah lain yang harus dperbaiki dalam mengatasi persoalan investai, menurut Enny ialah berantas korupsi. Seluruh institusi pemerntah di efisiensikan dan enngkatan akses keuangan. (Syam S)