Tenggat Waktu Diperpanjang, Qatar Tetap Tolak 13 Tuntutan
Senin, 03 Juli 2017, 11:03 WIBBisnisnews.id - Qatar tampil menantang saat Arab Saudi dan sekutu-sekutunya, Senin 3 Juli 2017 memperpanjang tenggat waktu bagi negara tersebut untuk menerima serangkaian tuntutan.
Awalnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memberi Doha 10 hari untuk memenuhi 13 tuntutan mereka, dengan ultimatum terakhir pada akhir hari Minggu (2/7/2017).
Perpanjangan 48 jam tersebut merupakan tanggapan atas permintaan Kuwait yang bertindak sebagai mediator dalam krisis Teluk.
Qatar mengatakan akan memberikan tanggapan kepada emir Kuwait, Sheikh Sabah al-Ahmad Al-Sabah, pada hari Senin (3/7/2017).
Surat tersebut akan diserahkan oleh Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani.
"Daftar tuntutan ditolak," kata Sheikh Mohammed, Sabtu (1/7/2017).
"Semua orang sadar bahwa tuntutan ini melanggar kedaulatan negara Qatar," katanya pada sebuah konferensi pers di Roma.
"Qatar menolaknya sebagai sebuah prinsip," katanya, menambahkan, "Kami bersedia terlibat memberikan kondisi yang tepat untuk dialog lebih lanjut.".
Ancaman sanksi lebih lanjut
Warga negara Qatar diperintahkan meninggalkan negara-negara tersebut dan berbagai langkah diambil terhadap perusahaan dan institusi keuangan Qatar.
Tidak jelas tindakan apa yang akan diambil jika Qatar gagal memenuhi tuntutan tersebut namun duta besar UEA untuk Rusia, Omar Ghobash memperingatkan pekan lalu bahwa sanksi lebih lanjut dapat diberlakukan.
Pengusiran Doha dari Dewan Kerjasama Teluk enam anggota, maka negara-negara Arab memberi tahu mitra ekonomi mereka bahwa mereka perlu membuat pilihan antara berbisnis dengan mereka atau dengan Qatar, kata Ghobash kepada surat kabar Guardian Inggris.
Qatar telah lama menempuh kebijakan luar negeri yang lebih independen daripada beberapa tetangganya, yang cenderung mengikuti pimpinan regional Arab Saudi.
Doha mengatakan bahwa pihaknya siap melakukan pembicaraan untuk mengakhiri krisis dan Kuwait, yang tidak seperti kebanyakan tetangga GCC lainnya belum memutuskan hubungan, telah memimpin upaya mediasi.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson juga menyerukan kompromi dan menjadi tuan rumah bagi pejabat senior Teluk, namun usahanya telah dirusak oleh ucapan Presiden Donald Trump yang tampaknya mendukung posisi Riyadh.
Dilansir dari AFP, bursa Qatar ditutup turun 2,31 persen pada hari Minggu (2/7/2017) menyusul ucapan Sheikh Mohammed. (marloft)