Tenggelamnya Kapal Feri, Ditjen Hubla Bungkam, DPR RI Akan Panggil
Rabu, 21 Februari 2018, 15:56 WIBBisnisnews.id - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan masih bungkam terkait kecelakaan terbaliknya kapal feri yang mengangkut puluhan kendaraan di perairan Tanjung Api-api Sumatera Selatan Selasa (20/2/2018).
Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Kayong Utara milik PT ALP yang naas itu dikhabarkan selain membawa kendaraan juga puluhan penumpang dan delapan ABK setelah bertolak dari Tanjung Kalian, Bangka Barat.
Temggelamnya kapal yang membuat isi muatannya berupa kendaraan tercemplung ke laut, awalnya kandas menabrak karang. Kapal tidak bisa dikendalikan, miring menumpahkan sejumlah isi muatan dan akhirnya tenggelam.
Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus Purnomo saat dikonfirmasi kasus kecelakaan tersebut tidak memberikan reaksi. Bahkan konfirmasi yang disampaikan melalui pesan singkat Whatsapp tidak direspon.
Namun salah seorang staf Humas Ditjen Perhubungan Laut ketika dikonfirmasikan masalah itu juga menjelaskan, keterangan resmi terkait kecelakaan sedang menunggu persetujuan pimpinan.
Kecelakaan yang diperkirakan berada pada koordinat 02’-20’-46,08’ S/104’-48’-50,46’ E menurut Kepala Seksi Keselamatan dan Patroli KSOP Pangkalbalam, Pangkal Pinang, Harlansyah, membenarkan peristiwa tersebut.
Sejak adanya laporan kecelakaan, tim KSOP Kelas 5 Muntok serta petugas dari kepolisian, TNI, dan tim SAR berada di lokasi dan mencari kemungkinan adanya korban tenggelam. Selain itu juga belum diketahui berapa banyak jumlah kendaraan yang diangkut di dalam kapal naas itu.
Seringnya kasus kecelakaan transportasi laut ini juga menyurut keprihatinan masyarakat. Wakil Ketua Komisi V DPR RI Muhidin M.Said menegaskan, akan segera memanggil Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan direktoratnya.
Kemenhub, ungkap Muhidin harus menjelaskan, kenapa kecelakaan transportasi seringkali terjadi. Dia bahkan mengatakan, pihak Kemenhub harus terbuka kepada publik dan jangan diam.
Terlebih sekarang ini pemerintah melalui delegasinya tengah berjuang di sidang Sub-Committee on Navigation, Communication, Search & Rescue (NCSR) ke-5 di Markas Besar International Maritime Organization (IMO) pada 19 - 23 Februari 2018 London, Inggris terkait Selat Sunda dan Selat Lombok.
"Ya katanya mengejar pengakuan sebagai poros maritim dunia, ya harus dibenahi. Kami dukung itu, makanya kecelakaan sekecil apapun itu harus dihilangkan dan dijelaskan kepada publik, agar publik yakin dan percaya" tegasnya.
Kecelakaan seperti ini, lanjutnya menambah panjang keprihatinan. "Harusnya cepat direspon dan cepat diatasi dan tidak boleh terulang," jelasnya. (Syam S)