Terus Diberi Sanksi, Iran Ancam Tinggalkan Kesepakatan Nuklir
Selasa, 15 Agustus 2017, 23:20 WIBBisnisnews.id - Iran dapat meninggalkan perjanjian nuklirnya dengan dunia dalam hitungan jam saja, jika Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru lagi, kata Presiden Iran Hassan Rouhani pada hari Selasa 15 Agustus.
"Jika Amerika ingin kembali menjatuhkan sanksi, Iran pasti akan kembali dalam waktu singkat, bukan satu minggu atau satu bulan tapi dalam beberapa jam, untuk kondisi yang lebih maju daripada sebelum dimulainya negosiasi," Rouhani mengatakan pada sebuah sesi parlemen yang disiarkan langsung televisi pemerintah.
Iran mengatakan sanksi baru yang telah dipaksakan Amerika Serikat terhadapnya melanggar kesepakatan tahun 2015 dengan Amerika Serikat, Rusia, China dan tiga kekuatan Eropa sepakat untuk mengekang kerja nuklir dengan imbalan pencabutan sebagian besar sanksi.
Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi terhadap enam perusahaan Iran pada akhir Juli karena peran mereka dalam pengembangan program rudal balistik setelah Teheran meluncurkan sebuah roket yang mampu menempatkan satelit ke orbit.
Pada awal Agustus, Presiden Donald Trump menandatangani undang-undang sanksi baru mengenai Iran, Rusia dan Korea Utara yang disahkan oleh Kongres AS. Sanksi dalam RUU tersebut juga menargetkan program rudal Iran dan pelanggaran hak asasi manusia.
Amerika Serikat memberlakukan sanksi sepihak setelah mengatakan bahwa uji coba rudal balistik Iran telah melanggar resolusi PBB, yang mendukung kesepakatan nuklir tersebut dan meminta Teheran untuk tidak melakukan kegiatan rudal balistik yang mampu mengirimkan senjata nuklir, termasuk peluncuran yang menggunakan teknologi tersebut.
Iran membantah bahwa pengembangan rudalnya melanggar resolusi tersebut, dengan mengatakan misilnya tidak dirancang untuk membawa senjata nuklir.
"Dunia telah dengan jelas melihat bahwa di bawah Trump, Amerika telah mengabaikan kesepakatan internasional dan selain merongrong kesepakatan nuklir, juga telah melanggar kesepakatan Paris dan kesepakatan Kuba, dan bahwa Amerika Serikat bukanlah mitra yang baik atau negosiator yang handal, "kata Rouhani.
Trump mengatakan pekan lalu bahwa dia tidak percaya bahwa Iran hidup sesuai semangat kesepakatan nuklir. (marloft)