Trump Ancam Hentikan Bantuan Palestina
Rabu, 03 Januari 2018, 10:48 WIBBisnisnews.id - Presiden Donald Trump pada hari Selasa 2 Januari mengakui proses perdamaian Timur Tengah sedang dalam kesulitan dan mengancam akan mengurangi bantuan AS kepada orang-orang Palestina, yang saat ini bernilai lebih dari 300 juta dolar setahun.
"Kami membantu orang-orang Palestina RATUSAN JUTAAN DOLLAR setahun dan tidak mendapat penghargaan atau rasa hormat," Trump dalam tweetnya.
"Dengan orang-orang Palestina tidak lagi mau bicara damai, mengapa kita harus melakukan pembayaran besar-besaran ini kepada mereka di masa depan?"
Belum jelas apakah Trump mengancam menghentikan semua anggaran, senilai 319 juta dolar pada 2016, menurut data pemerintah AS.
AS telah lama memberi Otoritas Palestina bantuan anggaran dan bantuan keamanan yang sangat dibutuhkan, serta tambahan 304 juta dolar untuk program PBB di Tepi Barat dan Gaza.
Trump datang untuk memastikan bahwa dia bisa mencapai kesepakatan akhir yang menjamin perdamaian di Timur Tengah, sesuatu yang telah didiamkan sejak akhir 1960an.
Selama setengah abad terakhir Amerika Serikat telah dipandang sebagai penengah proses perdamaian yang sangat penting. Tindakan Trump cenderung membuat keraguan lebih lanjut.
Dia telah menekan orang-orang Palestina untuk melakukan kesepakatan dengan mengancam menutup kedutaan de facto di Washington, mengakui Israel dengan ibukota Yerusalem dan sekarang mengancam bantuan.
Upaya memanfaatkan hubungan Arab-Israel untuk mendorong kesepakatan damai setidaknya telah tergelincir sementara, oleh keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, melanggar kebijakan Amerika selama berpuluh-puluh tahun.
Keputusan tersebut memicu kecaman diplomatik yang hampir universal dan demonstrasi mematikan di wilayah Palestina.
Dilansir dari pemberitaan AFP, hal ini juga mendorong Presiden Palestina Mahmud Abbas menghadapi prospek sejarah sebagai pemimpin yang kehilangan Yerusalem. Ia membatalkan sebuah pertemuan yang direncanakan dengan Wakil Presiden Mike Pence. Para pemimpin Kristen dan Muslim di Mesir mengambil langkah yang sama. (marloft)