Trump Berjuang Keras Damaikan Palestina - Israel
Jumat, 05 Mei 2017, 00:47 WIBBisnisnews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersumpah untuk bekerja mewujudkan kesepakatan berat mendamaikan Palestina dan Israel. Pernyataan Trump itu diungkapkan dalam pertemuan di Gedung Putih dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Pertemuan itu merupakan pertemuan kedua pemimpin negara setelah Trump menjadi Presiden AS. Trump berusaha menunjukkan tekad baru untuk mengakhiri konflik hampir selama tujuh dekade antara Palestina dan Israel.
"Kami akan memulai sebuah proses yang semoga akan menghasilkan perdamaian," kata Trump seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (4/5)."Seiring berjalannya waktu, saya selalu mendengar bahwa mungkin kesepakatan paling sulit adalah kesepakatan antara Israel dan Palestina. Mari kita lihat apakah kita bisa membuktikan kesalahan mereka, oke?" imbuhnya.
Trump lantas mengatakan bahwa dia akan menjadi mediator, arbitrator atau fasilitator untuk perdamaian. Ia pun menyatakan jika kedua belah pihak harus bersedia berpartisipasi dalam negosiasi langsung.
"Ada kebencian mendalam, tapi mudah-mudahan tidak ada kebencian mendalam untuk waktu yang lama," kata Trump, berbicara di samping Abbas di Ruang Roosevelt setelah pertemuan mereka.
Sementara presiden AS berbicara hanya dalam pengertian luas, Abbas meminta solusi dua negara yang akan melihat pembentukan negara Palestina berdasarkan perbatasan pra-1976. Israel bersikeras menolak untuk kembali ke perbatasan 1967 sebagai ancaman terhadap keamanannya.
"Presiden, sudah saatnya Israel mengakhiri pendudukan rakyat dan tanah kita," kata Abbas, merujuk pada Tepi Barat, yang berada di bawah kendali Israel.
Trump mengungkapkan dukungannya untuk Israel sepanjang kampanye pemilihan presiden lalu. Dan dalam pertemuannya dengan Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel dua bulan yang lalu, dia memberi isyarat era hubungan baru antara kedua negara.
Trump memang meminta Netanyahu untuk "menahan pembangunan permukiman sebentar". Namun dia terus menegaskan ingin memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Sebuah keputusan yang akan memicu kemarahan warga Palestina. (Gungde Ariwangsa)