Trump Lempar Nasib Kesepakatan Nuklir Iran Ke Kongres
Sabtu, 14 Oktober 2017, 00:31 WIBBisnisnews.id - Presiden Donald Trump akan mengungkap strategi yang lebih agresif untuk memeriksa kekuatan nuklir Iran pada hari Jumat 13 Oktober, namun tidak membubarkan kesepakatan nuklir atau menyatakan mereka sebagai organisasi teroris.
Selama pidatonya Gedung Putih, Trump akan mengumumkan kesepakatan nuklir Iran 2015 tidak lagi menjadi kepentingan nasional AS.
Trump akan menarik dukungannya untuk kesepakatan nuklir yang dikenal sebagai JCPOA, namun tidak akan menghentikan kesepakatan tersebut, kata Sekretaris Negara Rex Tillerson.
"Maksudnya adalah kita akan setuju di JCPOA, tapi presiden akan melakukan desertifikasi."
"Iran harus memenuhi kepatuhan teknis," katanya menunjukkan bahwa kesepakatan yang lebih luas akan tetap berlaku untuk saat ini.
Itu akan membuat anggota parlemen AS yang akan memutuskan nasib Iran.
Dalam pidatonya, Trump akan menentang pengaruh destabilisasi Iran di Timur Tengah, terutama dukungannya terhadap terorisme dan militan, menurut lembar fakta Gedung Putih.
"Kami tidak berpikir bahwa kesepakatan nuklir harus mendefinisikan keseluruhan kebijakan," kata Tillerson dikutip dari AFP. "Ada juga kekhawatiran yang kami hadapi dengan aktivitas destabilisasi Iran di wilayah tersebut."
Tillerson mengutip ancaman terhadap kepentingan AS dan sekutu dari kekuatan proxy Iran, pengembangan rudal balistik dan ambisi nuklir akhirnya.
Trump telah mencerca kesepakatan tersebut sejak dia menjadi kandidat presiden, dan mengatakan pada awal tahun ini bahwa dia tidak akan mensertifikasi kembali.
Tapi dia menghadapi lobi ketat dari sekutu internasional dan tim keamanan nasionalnya sendiri, yang berpendapat bahwa hal itu harus tetap ada.
Baik pemerintah AS maupun inspektur nuklir PBB mengatakan bahwa Iran memenuhi persyaratan teknis dengan membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi. (marloft)