Vietnam Habiskan Miliaran Dolar Pikat Investor Asing
Kamis, 23 Maret 2017, 18:52 WIBBisnisnews.id - Vietnam mungkin merupakan salah satu ekonomi terkecil di Asia, namun negara ini telah menghabiskan miliaran dolar untuk menarik investor karena sadar bahwa upah rendah saja tidak cukup. Diperlukan infrastruktur untuk memikat investasi asing.
Vietnam akan meningkatkan batas kepemilikan asing di bank pada awal tahun ini, untuk mempercepat perbaikan sistem perbankan nasional dan lebih memikat investasi asing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kata Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc.
Menurut Bank Pembangunan Asia (ADB), investasi infrastruktur Vietnam oleh sektor publik dan swasta rata-rata 5,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) dalam beberapa tahun terakhir, menjadikannya tertinggi di Asia Tenggara dan berbanding 6,8 persen dengan Cina. Indonesia dan Filipina menghabiskan kurang dari 3 persen, sementara Malaysia dan Thailand menghabiskan bahkan kurang dari 2 persen.
ADB memperkirakan bahwa negara-negara berkembang di kawasan Asia perlu berinvestasi sebanyak 26 trilyun dolar sampai tahun 2030 untuk membangun jaringan transportasi, meningkatkan pasokan listrik dan meningkatkan fasilitas air dan sanitasi.
Vietnam, di antara negara-negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia, meningkatkan infrastrukturnya untuk memikat lebih banyak investor asing dan memposisikan diri sebagai macan ekonomi Asia.
"Pemerintah tahu bahwa jika mereka ingin bersaing untuk menarik investasi, hanya upah rendah saja tidak cukup," kata Eugenia Victorino, ekonom di Grup Bank Australia & New Zealand berbasis Singapura.
"Mereka membutuhkan infrastruktur yang cukup baik untuk menarik perhatian perusahaan dalam membangun pabrik. Pembangunan telah cukup menyebar, dengan bandara dan jalanan yang dibangun di seluruh negeri.
Upaya tersebut membuahkan hasil. Investasi asing langsung melonjak ke rekor 15,8 milyar dolar pada tahun 2016, dan ekonomi Vietnam diperkirakan oleh Bank Dunia akan menanjak lebih dari 6 persen sampai 2019, dianggap kinerja terbaik di dekade ini.
Vietnam membutuhkan sekitar 480 milyar dolar untuk infrastruktur sampai tahun 2020, termasuk 11 pembangkit listrik dengan total kapasitas 13,200 megawatt dan sekitar 1,380 kilometer alan raya.
Dilansir dari Bloomberg, Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, memerintahkan kementerian perhubungan mempercepat rencana agar menarik lebih banyak investasi swasta untuk infrastruktur karena anggaran negara hanya dapat memenuhi sepertiga dari kebutuhan.
"Pangsa investasi swasta dalam belanja infrastruktur di Vietnam mungkin kurang dari 10 persen," kata Rana Hasan, Direktur ADB bagian ekonomi pembangunan.
Di India, sektor swasta memainkan peran yang lebih besar, terhitung lebih dari 30 persen dari total investasi infrastruktur dalam beberapa tahun terakhir, katanya.
Mengejar ketinggalan, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte telah memulai belanja infrastruktur sebesar 7 persen dari PDB, senilai 160 milyar dolar sampai tahun 2022. Sementara Presiden Indonesia, Joko Widodo masih berjuang untuk mendapatkan infrastruktur dan mulai percepatan proyek seperti koneksi tol yang terputus jalan tol dan pembangunan kereta api Jakarta ke Surabaya berjarak 720 km. (marloft)