Waspada, Gerhana Bulan Berpengaruh Terjadinya Potensi Gelombang Tinggi di Laut
Jumat, 27 Juli 2018, 14:41 WIBBisnisnews.id - Para nelayan dan operator pelayaran serta masyarakat sekitar pantai dihimbau waspada, gerhana bulan total yang akan terjadi pada malam ini atau Sabtu dini hari,(28/7/2018) berpotensi diikuti dengan terjadinya potensi gelombang laut yang super ekstrem.
Gelombang laut diperkirakan mengalami hentakan pada ketinggian 4-5 meter . Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meramalkan cuaca ekstrem di laut itu terjadi di perairan Pulau Sumatera bagian Barat, Selatan Jawa dan beberapa perairan lainnya yang saat ini terjadi gelombang tinggi.
Deputi BMKG Mulyono Prabowo mengatakan, gelombang tinggi akbat pengaruh Gerhana Bulan Total itu harus diwaspadai. Terutama para nelayan dan kapal-kapal yang sedang berlayar melewati ruas-ruas alur pelayaran yang berpotensi gelombang tinggi pada Sabtu dini hari.
Seperti telah disampaikan sebelumnya, potensi gelombang tinggi masih terus terjadi pada sejumlah perairan di Indonesia. Terutama di daerah pesisir terhadap banjir pasang air laut.
Penomena alam berupa Gerhana Total Bulan itu, berpengaruh terhadap pasang air laut dan terjadi daya tarik dua kali lipat. Mulyono mengatakan, ancaman potensi gelombang tinggi itu bisa diperkirakan dari waktu dimulainya terjadi pasang air laut dan ketinggiannya. Namun secara umum ada kecenderungan kenaikan level air laut.
Seperti telah diberitakan, Gerhana Bulan Total akan berlangsung pada Sabtu 28 Juli 2018 dini hari yang dapat diamati diseluruh wilayah Indonesia, yang merupakan gerhana bulan total terlama dalam abad ini, yaitu sekitar 103 menit akan dimulai pukul 00.13 WIB dan gerhana sebagian (parsial) dimulai pada pukul 01.24 WIB. Sedangkan gerhana total akan dimulai pada pukul 02.30 WIB.
Sementara itu, puncak totalitas gerhana sekitar pukul 03.21 WIB dan gerhana total berakhir 04.14 WIB. Diperkirakan berakhir pada pukul 06.30 WIB setelah sebelumnya gerhana parsial berakhir pada pukul 05.19 WIB.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati sebelumnya juga telah mengingatkan, daerah-daerah yang diperkirakan terjadi peningkatan gelombang tinggi adalah Perairan Sabang, Perairan Utara dan Barat Aceh.
Sedangkan pelluang gelimbang 1,25 - 2,5 meter terjadi di Laut Jawa Bagian Timur, Perairan Timur Kotabaru, Selat Makassar Bagian Selatan, Laut Flores, Perairan Baubau- Kepulauan Wakatobi, Laut Banda, Perairan Selatan Pulau Buru-Pulau Seram, Perairan Kepulauan Kei-Kepulauan Aru, Perairan Kepulauan Babar-Kepulauan Tanimbar, Perairan Yos Sudarso, Laut Arafuru dan Perairan Jayapura.
Sedangkan tinggi gelombang 2,5-4 meter (berbahaya) berpeluang terjadi di Perairan Sabang, Perairan Utara dan Barat Aceh, Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepukauan Mentawai, Perairan Barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda Bagian Selatan, Perairan Selatan Jawa hingga Pulau Sumbawa, Selat Bali-Selat Lombok-Selat Alas Bagian Selatan, Perairan Selatan Pulau Sumba, Laut Sawu dan Perairan Selatan-Pulau Rote.
Sementara itu Menteri Perhububgan Budi Karya Sumadi menginstruksikan para Syahbandar memberikan syarat-syarat lebih ketat dan memberikan pemahaman baik kapal penumpang, logistik maupun nelayan.
"Apabila diperkirakan gelombang akan tinggi dan tidak memenuhi syarat berlayar, tanpa alasan apapun kapal tersebut tidak boleh berlayar demi keselamatan. Untuk nelayan nanti kita koordinasi juga dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam konteks kapal nelayan," tegasya.
Dia juga meminta seluruh stakehokder terkait, seperti Pemerintah Daerah dan operator kapal untuk terus berkoordinasi dengan BMKG agar mendapatkan info terkini mengenai perkiraan cuaca dan tinggi gelombang laut.
"Saya meminta kepada Pemda dan para operator kapal agar terus berkoordinasi dengan BMKG agar mendapatkan info-info penting mengenai cuaca dan tinggi gelombang laut. Tentunya info yang disampaikan BMKG dapat menjadi acuan ketika akan melakukan aktifitas transportasi," kata Menhub Budi Karya.
Maklumat Pelayaran
Terkait ancaman cuaca ekstrem Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus H Purnomo sebeumnya juga telah menerbitkan maklumat pelayaran (Mapel) NO : TX-03/VII/DN-18 TGL : 21 JULI 2018 ke seluruh KSOP, UPP, operator pelayaran dan instansi terkait.
Mapel itu juga dikhususkan seluruh wilayah perairan rawan bencana dan gelombang tinggi seperti yang telah disampaikan BMKG. Operator pelayaran diperihtahkan mengikuti prosedur pelayaran, untuk kapal-kapal barang maupun penumpang.
Dirjen Agus juga memerintahkan para Kepala Kantor Syahbandar dan UPP selain memperketat pengawasan pelayaran juga memperhatikan kondisi cuaca.
Dalam maklumat itu Syahbandar diperintahkan untuk tidak menertibkan SPB bila kondisi cuaca buruk sampai perairan benar-benar dinyatakan aman untuk pelayaran. Para petuga juga diperintahkan untuk tidak mendengarkan pihak lain, termasuk bila ada pemaksaan kapal diberangkatkan dalam cuaca buruk serta kelebihan muatan.(Syam S)