Bandara di Jatim Siap Menjadi Pendaratan Alternatif
Senin, 27 November 2017, 13:52 WIBBisnisnews.id - Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menegaskan, bandara-bandara di Jawa Timur bisa menjadi altenatif penerbangan, menyusul penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai akibat erupsi Gunung Agung, Bali.
Dikatakan, secara infrastruktur, bandara yang ada di jawa Timur sudah sangat siap menetima pendaratan pesawat. Kendati demikian, Saifullah mengatakan, tergantung dari pengelola bandara, dalam hal ini Angkasa Pura.
"Bandara di jawa Timur juga sudah siap kok," jelas Saifullah, pada awak media, Seni (27/11/2017). Bandara di jawa Timur yang bisa dijadikan alternatif, ialah Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang, Bandara Blimbingsari di Banyuwangi dan beberapa bandara lainnya.
Menurut dia, jika ada penerbangan yang menuju ke Bali atau ke sejumlah daerah yang tak bisa dilandasi, Jatim siap menjadi bandara alternatif dan memfasilitasinya, dengan catatan diizinkan oleh pihak berwenang.
Selain itu, terkait erupsi Gunung Agung, Jatim melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi siap memberikan bantuan, bahkan mengirimkan relawan untuk membantu pengungsi.
"Termasuk masker untuk masyarakat menghindari debu yang dihasilkan akibat erupsi sekaligus mencegah terjangkitnya penyakit," ucapnya, seperti dilaporkan Antaranews.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengumumkan status Gunung Agung di Kabupaten, Karangasem, Bali, dari level tiga (siaga) menjadi naik level empat (awas) pada Senin, pukul 06.00 WITA.
"Status ini kami naikkan karena melihat dari tingkat erupsi Gunung Agung saat ini meningkat dari fase freatik menjadi magmatik, sejak teramati adanya sinar merah di puncak gunung setinggil 3.142 mdpl ini pada Minggu (26/11) malam, pukul 21.00 WITA," kata Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika.
Erupsi Gunung Agung dari fase freatik ke magmatik ini terlihat kepulan abu tebal yang terus menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak Gunung Agung.
Selain itu, erupsi kepulan abu terus-menerus yang disertai erupsi eksplosif serta terdengar suara dentuman lemah hingga radius 12 kilometer dari puncak gunung, menandakan potensi letusan lebih besar mungkin akan segera terjadi.(Adhitio)