Daya Saing Indonesia Turun Satu Peringkat, Menhub Bilang Harusnya Indonesia Lebih Cepat
Sabtu, 26 Mei 2018, 16:56 WIBBisnisnews.id - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku prihatin terkait turunnya peringkat daya saing Indonesia (World Competitiveness Ranking) tahun 2018, seperti yang telah dirilis lembaga penelitian asal Swiss, International Institute for Management Development (IMD).
Secara spesifik, ungkap Menhub Budi belum dianalisa mengapa terjadi penurunan satu tingkat. Kendati demikian dirinya mengakui, ada satu kondisi makro yang menyebabkn Indonesia berada di level itu.
"Saya belum analisis, mengapa itu turun satu tingkat. harapan saya Indonesia tidak turun cuma ada yang lebih baik saja," kata Menhub Budi pada awak media usai buka puasa bersama dengan DPP INSA, Jumat (25/5/2018) malam.
Namun kata Menhub lagi, Presiden Joko Widodo seringkali mengatakan, tida boleh ada orang atau negara lain yang lebih cepat dari Indonesia.
"Makanya tadi saya sampaikan kepada INSA, kita kerjasama tidak ada gap antara pemeritah dengan swasta, kita cari yang tebaik untuk mendapatkan sesuatu," jelasnya.
Pemerintah, lanjut Menhub Budi, juga akan terus melakuan evaluasi. Minimal setiap minggu untuk mencari sesuatu yang terbaik, sehingga kinerja tidak menurun.
Terkait kerjasama dengan swasta, terutama pelayaran, pemerintah lanjut Menhub, telah banyak melakukan terobosan untuk mempermudah kegiatan pelaku usaha. "Semua peraturan yang menjadi kendala, apapun itu bentuknya akan kami sigkirkan. Birokrasi tidak boleh membuat sulit," jelasnya.
Menhub juga mengatakan, telah banyak pejabat di lingkungan Kementerian Perhubungan yang terpaksa harus dipindahkan karena tidak mau kerjasama untuk kelancaran pelayanan "Bukan jahat, tapi ini kita lakukan untuk kelancaran dan kemajuan bersama," tegasnya.
Seperti diketahui, lembaga penelitian asal Swiss, International Institute for Management Development (IMD) menyebutkan Indonesia turun satu peringkat. Sejumlah negara lain di kawasan Asia yang juga mengalami penurunan daya saing ialah Thailand dari posisi 27 ke 30 dan Taiwan dari 14 ke 17. Bahkan, Filipina mengalami penurunan terdalam karena bergeser sembilan tingkat dari posisi ke-41 ke 50.
Peurunan peringkat itu disebabkan oleh penurunan di bidang pariwisata dan pekerjaan, keuangan masyarakat yang semakin memburuk, serta meningkatnya kekhawatiran tentang sistem pendidikan. Dua negara Asia, yaitu Hong Kong dan Singapura, memimpin dengan masing-masing menduduki peringkat kedua dan ketiga di tingkat daya saing global. Di saat yang sama, Jepang, Korea Selatan (Korsel), Malaysia, dan India mengalami peningkatan rangking.(Syam S)