Di Inggris Komunikasi via Whatsapp Dapat Pengawasan Ketat
Senin, 27 Maret 2017, 10:15 WIBBisnisnews.id-Pemerintah Inggris lakukan pengawasan ketat setiap percakapan melalui jaringan Whatsapp. Kebijakan ini diambil untuk mencegah terulangnya serangan teroris yang menimbulkan keresahan dan korban jiwa
Untuk mewujudkan pengawasan itu, Menteri Dalam Negeri Inggris, Amber Rudd telah meminta Badan intelijen dan keamanan agar diberi akses ke layanan pesan terenkripsi seperti WhatsApp.
Dikatakan, serangan pelaku teror KhalidMasood melakukan komunikasi melalui WhatsApp dua menit sebelum melancarkan serangan pada pukul 14.40, di London pada Rabu (22/03) di Jembatan Westminter dan kompleks parlemen di London, yang menewaskan lima orang, termasuk pelaku.
"Mestinya tak ada tempat yang bisa dipakai oleh teroris untuk bersembunyi ... kita harus memastikan WhatsApp dan layanan-layanan serupa lainnya tidak bisa dimanfaatkan sebagai jalur komunikasi rahasia oleh para teroris," kata Rudd, seperti dikutip dari BBC.
Dikatakan, ini sangat penting untuk mencegah munculnya serangan itu.
"Dalam situasi-situasi tertentu badan intelijen harus bisa mengakses pesan yang dikirim melalui WhatsApp,"jelasnya.
Semua pesan di WhatsApp terenkripsi yang berarti pesan-pesan ini tak terbaca jika diretas oleh pihak-pihak lain.
Menurutnya, jika polisi tidak dapat menyadap pesan-pesan Masood di WhatsApp, polisi tidak bisa menduga apa yang tengah dikomunikasikan oleh Masood.Amber Rudd berencana akan menemui sejumlah perusahaan teknologi pekan ini.
Ketua Partai Buruh yang beroposisi, Jeremy Corbyn, mengatakan kewenangan yang dipunyai pemerintah sudah sangat besar dan harus ada keseimbangan antara hak untuk tahu dan hak privasi yang dimiliki warga negara.
Juru bicara WhatsApp mengatakan pihaknya mengecam serangan di London dan siap bekerja sama jika dilakukan investigasi atas kasus ini.
WhatsApp perusahaan milik Facebook- juga mengatakan sangat penting untuk melindungi kerahasiaan komunikasi di antara para pengguna.Ini bukan kali pertama pemerintah atau aparat keamanan ingin mengakses layanan komunikasi terenkripsi.
Sebelumnya Apple pernah diminta aparat keamanan menyediakan akses untuk membuka iPhone milik tersangka pelaku penembakan di Amerika Serikat.(Ari)