Fed Umumkan Pengurangan Kepemilikan Obligasi Secara Bertahap
Kamis, 21 September 2017, 01:35 WIBBisnisnews.id - Federal Reserve (The Fed) akan mulai menyusutkan portofolio obligasi sangat besar yang diakumulasikan setelah krisis keuangan 2008 untuk mencoba mempertahankan ekonomi yang lemah. Langkah tersebut mencerminkan penguatan ekonomi dan bisa berarti tingkat suku bunga lebih tinggi pada hipotek dan pinjaman lainnya dari waktu ke waktu.
The Fed pada hari Rabu 20 September mengumumkan bahwa mereka akan membiarkan sebagian kecil dari neraca senilai 4,5 triliun dolar jatuh tempo tanpa diganti, dimulai pada bulan Oktober dengan pengurangan 10 miliar dolar per bulan dan secara bertahap meningkat pada tahun depan menjadi 50 miliar dolar per bulan.
Bank sentral mengatakan bahwa suku bunga utama jangka pendeknya tidak berubah namun mengisyaratkan kenaikan satu tingkat lagi tahun ini jika inflasi rendah terus berlanjut. Tiga kenaikan suku bunga diramalkan terjadi di tahun 2018.
The Fed telah mengabarkan langkahnya selama berbulan-bulan dan investor dianggap siap untuk itu. Namun, tidak ada yang yakin bagaimana pasar keuangan akan merespons dalam jangka panjang. Ada risiko bahwa investor bisa ketakutan dengan meningkatnya jumlah obligasi yang harus ditransfer kembali. Jika itu terjadi, tingkat suku bunga jangka panjang mungkin melonjak terlalu tinggi dan dapat membebani ekonomi.
Kerusakan di pasar bisa berlanjut ke aset lain, seperti saham yang telah mencapai rekor tertinggi karena investor telah mengubah uang menjadi saham dan menjauh dari obligasi bunga rendah. Ada kekhawatiran juga bahwa suku bunga bisa naik lebih cepat jika bank sentral lain mengikuti arahan the Fed dan mulai mengurangi kepemilikan obligasi mereka sendiri.
Untuk menghindari ketakutan investor, Fed berencana untuk menyusutkan neraca keuangannya sangat bertahap sehingga totalnya akan tetap di atas 3 triliun dolr sampai akhir 2019.
Masalah kapan dan bagaimana Fed akan memanipulasi kebijakan suku bunga jangka pendek dalam beberapa bulan mendatang masih kurang jelas. Setelah meninggalkan suku bunga acuan pada rekor rendah selama tujuh tahun semenjak krisis 2008, Fed telah menaikkan suku bunga empat kali sejak Desember 2015 dari level 1 persen menjadi 1,25 persen.
Dilansir dari AP, The Fed tampaknya percaya diri untuk menaikkan suku bunga karena telah memenuhi salah satu mandat utamanya yaitu memaksimalkan kesempatan kerja. Tingkat pengangguran hanya 4,4 persen, mendekati level terendah dalam 16 tahun, meskipun belum menstabilkan harga pada tingkat tahunan 2 persen. Inflasi tetap bertahan di bawah level itu. (marloft)