Inilah Jawaban Industri Olahraga Indonesia
Senin, 09 Juli 2018, 23:15 WIBBisnisnews.id – Dalam upaya melahirkan tenaga-tenaga professional dalam bidang indusrti olahraga Indonesia. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mendirikan Politeknik Olaharaga Indonesia (POI) yang telah dibentuk sejak November 2017 di Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang.
POI yang baru beranggotakan 89 mahasiswa yang tersaring dari Papua, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Palembang.
Heru Bramoro selaku Direktur POI menjelaskan, tujuan dari didirkannya POI adalah untuk menjawab kekurangan tenaga ahli professional Indonesia menuju Industri Olahraga dimasa mendatang.
“Kami memiliki program studi yang terbagi menjadi tiga jurusan, pertama manajemen industri olahraga, kedua kepelatihan olahraga dan yang terakhir analisis olahraga,” ujar Heru Bramoro di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (9/7/2018).
“Untuk angkatan pertama POI telah memiliki 89 mahasiswa yang tersaring dari Papua, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Palembang. Sedangkan para mahasiswa POI nantinya akan masuk dalam kategori strata D4 program vokasi,” tambah Heru Bramoro.
Terkait masalah biaya pendidikan, Heru menjelaskan bahwa untuk saat ini POI memberlakukan jalur beasiswa kepada 89 mahasiswanya. Harapan kedepan POI akan mengikuti aturan perguruan tinggi pada umumnya, dimana akan ada jalur beasiswa sebagai sumbangan pendidikan dan beasiswa yang berbentuk subsidi untuk SPP.
Heru mengatakan bahwa nantinya para lulusan POI tidak dicetak sebagai dosen maupun guru olahraga lebih dari itu yakni menjadi tenaga ahli pelatih, wasit dan juri dalam suatu pertandingan olahraga.
“Tak hanya menjadi pelatih, wasit, maupun juri pertandingan. Saya berharap nantinya para lulusasn POI juga dapat menjadi seorang konsultan olahraga atau bahkan sebagai tenaga professional event organizer dalam menuju industri olahraga mendatang,” ucap Heru.
Sementara itu, untuk pembiayaan POI pada tahap awal, Kemenpora telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 5 miliar ditahap pertama. Sedangkan untuk tahap kedua, Heru menjelaskan bahwa pihaknya masih belum menerima dana yang jumlahnya sama dengan anggaran tahap pertama yakni Rp. 5 miliar. Heru berharap agar dana tersebut dapat sesegara mungkin dicairkan dalam waktu dekat ini. (Rayza)