InJourney Airports Evaluasi Bandara Berstatus Internasional, Targetkan 7,97 Juta Penumpang
Rabu, 03 April 2024, 12:29 WIBBISNISNEWS.id - PT. Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports berencana akan melakukan evaluasi terhadap keberadaan bandara-bandara berstatus internasional di seluruh Indonesia.
Sampai saat ini dari 35 bandara yang selama ini dikelola Angkasa Pura 1 dan 2, sebagian besar bisa didarati pesawat-pesawat dari luar negeri alias internasional.
Selain pemanfaatannya kurang maksimal, status bandara internasional yang sedemikian besar di Indonesia berpotensi terjadinya gangguan keamanan. Indealnya, bandara sebagai pintu masuk dunia internasional ke Indonesia dibatasi, dan tidak dibuka sepenuhnya pada seluruh bandara.
Direktur Utama PT. Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Faik Fahmi mengakui, terlalu banyaknya bandara internasional di Indonesia.
Setiap bandara semuanya mau membuka penerbangan internasional, ini juga akan jadi keamanan. " Tentu ini juga kurang baik dan nantinya akan kami evaluasi," jelas Faik.
Operator Terbesar
Terkait dengan penggabungan Angkasa pura 1 dan 2 menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports, kata Faik nantinta pelayanan kebandarudaraan di Indonesia diseragamkan.
"Setidaknya sampai akhir tahun ini, atau 2025 full dikelola PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports. Terkait karyawan, ungkap Fauk, tidak ada PHK semua berjalan sesuai kebutuhan, termasuk juga soal gaji dan tunjangan jabatan tidak akan ada yang dikurangi," jelasnya.
Faik mengatakan, sejak dibentuk pada 28 Desember 2023, InJourney Airports menduduki posisi operator bandara kelima terbesar di dunia. Artinya ada perubahan mendasar yang akan menuju sebagai bandara nomor dua terbesar di dunia pada 2045.
Integrasi Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II yang melahirkan InJourney Airports, kata Faik, bukan hanya memperkuat posisi perusahaan di mata dunia, tetapi juga menjadi operator bandara terbesar dengan potensi valuasi 8 miliar dolar AS pada 2045 berdasarkan trafik penumpang.
Penggabungan ini, lanjut. Faik merupakan tantangan tersendiri pada industri aviasi Indonesia. Misalnya, bandara yang belum terintegrasi, ketidakseimbangan trafik, rendahnya utilisasi, operasional pesawat yang kurang optimal, bandara kecil yang underutilized, belum optimal, investasi yang tak seimbang, kondisi keuangan, penyertaan modal atau capex yang tinggi, pola kelola, koordinasi ekosistem yang kompleks, serta pesawat terbatas.
Kata Faik, InJourney Airports mengelola 35 bandara yang mencakup wilayah Barat hingga Timur Indonesia. Dengan jumlah bandara itu, InJourney Airports melayani 615 rute domestik dan 192 rute internasional dengan setidaknya memiliki kapasitas bandara mencapai 217 juta penumpang.
Dengan kekuatan 35 bandara yang dikelola perusahaan, InJourney Airports dapat dibilang menjadi wajah bangsa Indonesia.
Berdasarkan data statistik Angkutan Udara pada 2019, bandara-bandara InJourney Airports melayani sekitar 170,45 juta penumpang atau 88,5% dari total trafik penumpang di seluruh bandara di Indonesia.
Melalui tantangan serta solusi yang diberikan, InJourney Airports diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat, maupun ekosistem Grup InJourney.
Bagi pemerintah, InJourney Airports dapat meningkatkan kontribusi pendapatan negara melalui dividen serta mendukung capaian visi “10 Bali Baru”.
" Bagi masyarakat, InJourney Airports tentu dapat menjadi sarana konektivitas domestik dan internasional, memberikan experience kepada penumpang, serta berkontribusi meningkatkan cakupan dan kecepatan kargo," jelas Faik.
InJourney Airports dapat mencapai skala global yakni sebagai nomor 5 operator bandara terbesar dunia pada 2023 dan nomor 2 terbesar pada 2045, meningkatkan profitabilitas, sumber dan posisi keuangan terintegrasi, serta kolaborasi efisien dalam ekosistem aviasi.
“Karena itu, kami hadir untuk menjawab tantangan industri aviasi Indonesia dan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kualitas layanan publik yang menjadi manfaat substansial bagi Indonesia,” ujar Faik.
Target
Faik juga menyampaikan target capaian perusahaan selama posko Lebaran 2024. Selama pelaksanaan posko Lebaran pada 3-18 April 2024, Faik memproyeksikan 35 bandara yang dikelola InJourney Airports memproyeksikan akan melayani 7,97 juta penumpang.
Target penumpang tersebut naik 10 persen dibandingkan realisasi pada 2023 mencapai 7,22 juta penumpang.
InJourney Airports juga memprediksi selama posko Lebaran tahun ini dapat mencapai 57.778 pergerakan pesawat, meningkat 7 persen dibandingkan realisasi pergerakan pesawat pada posko Lebaran 2023 yang mencapai 54.193 pergerakan. Sedangkan untuk pergerakan kargo ditargetkan mencapai 51.200 ton pada posko Lebaran 2024, naik 18 persen dibandingkan posko Lebaran 2023 yang mencapai 43.550 ton pergerakan.
35 bandara yang dikelola perusahaan juga mengajukan 2.470 penambahan penerbangan (extra flight) yang akan ada di 14 bandara dengan dilayani oleh 12 maskapai yang terdiri dari 9 maskapai nasional dan 3 maskapai asing.
Perusahaan juga telah mendata 6 bandara yang akan beroperasi 24 jam yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Bandara Kuala Namu Medan, dan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta dengan seluruh bandara akan standby operasi 24 jam berdasarkan permintaan operator penerbangan.
“Kami memprediksi tiga bandara tersibuk pada periode posko Lebaran 2024 adalah Bandara Soekarno-Hatta, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, dan Bandara Juanda Surabaya. Meski begitu, kami akan tetap memberikan pelayanan maksimal di seluruh bandara yang dikelola agar para pengguna jasa bandara dapat bermudik dengan tenang, aman, dan nyaman,” jelasnya.
(Syam)
.