Jelang Pilkada 2020: Pradi, Ancang-ancang Menuju Depok 1
Rabu, 18 Maret 2020, 14:19 WIBOleh Yayat Hidayat
(Penulis adalah wartawan senior)
BisnisNews.Id - Pemilihan Umum Wali Kota Depok 2020 masih sekitar enam bulan lagi, tepatnya pada 23 September 2020. Namun, ancang-ancang pilkada sudah sangat terasa.
Cukup banyak figur yang muncul lewat beragam baliho di jalan sebagai upaya marketing politik siap dipilih sebagai bakal calon dalam pilkada mendatang.
Nama-nama yang muncul itu kurang dikenal masyarakat Depok. Misalnya, Rama Pratama. Aktivis 1998 ini pada 15 Januari 2020 telah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon wali kota Depok. Dia mengusung slogan "2020 Segarkan Depok". Berbeda dengan Pradi Supriatna. Pria kelahiran Depok pada 9 Oktober 1970 itu cukup populer di "Kota Belimbing" ini.
Wakil Wali Kota Depok tersebut digadang-gadang sebagai calon kuat yang akan menggantikan Wali Kota Mohammad Idris. Berpenampilan sederhana, Pradi tidak menjaga jarak dengan warga. Ketika meresmikan Balai Warga dan Pos Yandu Flamboyan di RW 26 Pondok Tirta Mandala, Sukamaju, Cilodong, Pradi begitu cair komunikasi dengan warga. Setiap kali memberikan arahan selalu diselingi dengan guyonan.
Selain rajin turun ke lapangan bertemu warga, Pradi memiliki komitmen kuat membawa Kota Depok berkembang pesat.
Maka, pantas jika lima partai politik (parpol) di Depok mengusulkan dirinya untuk maju dalam Pilkada Depok 2020. Usulan lima parpol itu tertuang dari hasil rapat tertutup parpol yang tergabung dalam Koalisi Depok Bangkit (KDB) di sebuah hotel di Jalan Margonda Raya pada Kamis 5 Desember tahun lalu.
Kelima parpol tersebut; Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Partai Amanat Nasional (PAN), Golkar, dan PPP.
“Sudah jelas hasil rapat tertutup, KDB sepakat mendukung Bang Pradi, dan tinggal diperkuat dengan pernyataan tertulis nanti sekaligus deklarasi,” tegas Bendahara DPD II Partai Golkar Kota Depok Tajudin Tabri.
Pradi Supriatna adalah Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok. Partai pimpinan Prabowo Subianto ini begitu percaya diri menatap pilkada mendatang. Dengan torehan 10 kursi DPRD Kota Depok, partai berlambang Burung Garuda ini punya tiket maju sebagai calon "Depok 1", sekalipun tanpa berkoalisi dengan parpol lain.
Meski demikian, Partai Gerindra tetap melakukan jalinan komunikasi dengan seluruh parpol. Apalagi masih ada dua parpol lagi yang punya tiket bisa mengusung calon di pilkada. Yaitu PKS (12 kursi), dan PDIP (10 Kursi).
Karpet merah menuju "Depok 1" bagi Pradi tampaknya telah digelar oleh Partai Gerindra. Dia sudah mendapat restu dari tingkat dewan pimpinan cabang (DPC) hingga tingkat ranting partai ini untuk maju sebagai calon wali kota mendatang. DPP Partai Gerindra juga sangat kecil kemungkinannya untuk tidak merekomendasikannya menjadi calon.
“Seluruh teman-teman dari 11 kecamatan, telah membulatkan tekad siap mengusung Pradi Supriatna menjadi calon Wali Kota Depok dalam Pilkada 2020,” kata Sekretaris Jendral DPC Partai Gerindra, Hamzah.
Dalam Pilkada 2015, Pradi berhasil menjadi Wakil Wali Kota Depok bersama Mohammad Idris dari PKS yang terpilih jadi Wali Kota Depok dengan perolehan suara sebanyak 411.367 atau 61,91% dari total suara sah pasangan calon.
Dalam Pilkada 2020, hampir pasti Pradi menjadi rivalitas Mohammad Idris. Dia akan maju sebagai calon Wali Kota Depok dengan dukungan PDIP, Golkar, PAN, dan PPP. Salah satu alasan Pradi ingin berkontestasi dengan Idris, tentu karena visi dan misinya menjadikan Depok sebagai kota maju dan modern.
Selain itu, dia ingin menekan laju pertumbuhan penduduk di Depok yang terus meningkat setiap tahunnya. Jumlah penduduk Depok pada 2016 berjumlah 2.179.813 jiwa bertambah menjadi 2.254.513 jiwa (data BPS).
Banyak faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk di Kota Depok. Selain pertumbuhan manusia, juga karena pendatang baru yang masuk ke kota ini.
Kepadatan penduduk di kota ini semakin meningkat setiap tahunnya. Wilayah ini ditempati 11.256 jiwa di setiap kilometer perseginya. Kepadatan penduduk di Kota Depok juga tidak merata.
Kepadatan penduduk disebabkan pemerataan di Kota Depok yang tidak maksimal. Seperti di Kecamatan Bojongsari dimana kepadatan hanya 6.678 jiwa per kilometer persegi. Paling luas Kecamatan Sawangan yang hanya 6.094 jiwa.
Berbeda dengan kawasan perkotaan. Pusat kota memang menjadi magnet bagi masyarakat untuk datang ke Kota Depok. Pusat perekonomian, dan pemerintah menjadi incaran para kaum urban untuk tinggal di Kota Depok.
Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna mengakui laju pertumbuhan penduduk di kota ini memang tinggi, mencapai 3,5%. Laju pertumbuhan terdiri dari angka kelahiran yang mencapai 2,1% atau sekitar 44.000 anak per tahun, serta angka perpindahan penduduk (masuk ke Depok) sekitar 1,3% atau kira-kira 28.000 pendatang per tahun.
"Memang idealnya untuk menekan angka kelahiran di kita yang tinggi, di atas 2,1% saya rasa dengan luas Kota Depok yang terbatas, nampaknya untuk ke depan akan jadi perhatian," ujar Pradi.
Sedangkan terkait angka kemiskinan, hingga akhir 2019 mencapai 2,07% atau menurun dari 2018 yang mencapai 2,14%. Terkait gini rasio atau ketimpangan sosial di Kota Depok, mencapai angka 0,387 atau masuk dalam kategori ketimpangan sedang.
Salah satu indikator ketimpangan yang terjadi di Kota Depok disebabkan maraknya pembangunan perumahan namun diperuntukkan bukan bagi masyarakat miskin atau masyarakat berpenghasilan rendah.
Masalah di Depok bukan hanya itu. Kemacetan juga jadi momok bagi warga yang setiap hari harus berjuang di jalan. Berbagai kebijakan dibuat untuk menangani kemacetan, mulai membangun jalan hingga rekayasa lalu lintas. Yang terbaru, kebijakan Pemkot Depok menyetel lagu yang dinyanyikan Wali Kota Mohammad Idris Abdul Somad. Lagu ini diharapkan bisa menghibur pengendara yang terjebak kemacetan. Ini menuai kontroversi.
“Buat saya, they don’t know how to build a city (mereka tidak tahu bagaimana mengelola kota).” Yurgen Soetarno, pakar kebijakan publik yang juga warga Depok, mengkritik kebijakan Pemerintah Kota Depok.
Pradi, bagian dari Pemkot Depok dengan berbagai permasalahannya yang ada. Kelak bila takdir membawanya menjadi wali kota akankah dia mampu mengubah "Kota Belimbing" sesuai dengan harapan masyarakat? Kita tunggu saja. []