Klaim Berpengalaman, Angkasa Pura II Berminat Kembangkan Bandara di Afrika
Selasa, 20 Agustus 2019, 21:04 WIBBisnisNews.id -- President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan forum Indonesia – Afrika ini merupakan ajang tepat bagi Angkasa Pura II untuk menjajaki peluang bisnis di pasar yang baru. Sementara, hadir dalam acara tersebut, ada 53 negara di Afrika yang diundang hadir ke Bali.
"Angkasa Pura II sebagai pengelola bandara memiliki kelebihan yang dirangkum ke dalam 3E yaitu Experience, Expertise dan Expansion, sehingga mampu menggarap pasar global secara optimal," kata Awaluddin saat menjadi pembicara Africa Infrastructure Dialogue di Jakarta, Selasa (20/8/2019).
Acara Africa Infrastructure Dialogue tersebut dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sore ini. Kepala Negara juga menyampaikan keynote speech pada acara pembukaan forum tersebut.
Sementara, Muhammad Awaluddin menjadi salah satu pembicara dalam Sesi Panel pada 21 Agustus 2019. Dalam hal Experience, katanya, Angkasa Pura II memiliki pengalaman selama 35 tahun mengelola bandara. Kini membawahi 16 bandara di Indonesia dan tahun lalu, Angkasa Pura II melayani 115 juta penumpang.
Baca Juga: Ratusan Kontainer Nyemplung ke Laut
Angkasa Pura II saat ini menjadi industry leader menyusul sejumlah inovasi termasuk dalam hal digitalisasi layanan di bandara dan kepada traveler pada saat pre-journey, on-journey dan post-journey.
Angkasa Pura II juga memiliki keahlian di dalam memperluas konektivitas penerbangan di bandara-bandara guna mempercepat pertumbuhan pariwisata dan perekonomian setempat.
Kemudian dari sisi Expansion, jelas Awaluddin, Angkasa Pura II terbukti mampu melakukan berbagai pengembangan infrastruktur di bandara-bandara seperti pembangunan Terminal 3 Soekarno-Hatta, Terminal Baru di Supadio Pontianak, Terminal Baru Sultan Thaha Jambi, Terminal Baru Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang, dan lain sebagainya.
Skytrain di Bandara Soetta
Menurut Awaluddin, Angkasa Pura II juga menjadi yang pertama di RI menghadirkan moda transportasi publik yang bisa dioperasikan tanpa awak yakni kereta layang atau Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta.
“Angkasa Pura II berpengalaman mengelola dan mengembangkan 16 bandara di Indonesia termasuk Soekarno-Hatta yang merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia. Kami ingin memperluas pasar ke negara lain. Nantinya Angkasa Pura II tidak hanya unggul di pasar domestik, tetapi juga membawa harum nama Indonesia di tingkat global.”
Lebih lanjut, Awaluddin menjelaskan di pasar Afrika prioritas Angkasa Pura II adalah di Capacity Building Projects (pengelolaan bandara) dan mendukung Construction Project Investments (proyek konstruksi) baik itu di bisnis aero dan non-aero.
Pada Capacity Building, Angkasa Pura II akan membantu negara-negara Afrika untuk meningkatkan skill, pengetahuan, pemanfaatan peralatan dan sumber daya lainnya dalam pengelolaan bandara.
Di tahap awal ini Angkasa Pura II telah mengidentifikasi 7 bandara potensial untuk Capacity Building yakni di Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Maroko dan Algeria.
Sementara itu terkait Construction Project Investments, Angkasa Pura II menjajaki peluang terlibat dalam pembangunan bandara di sisi darat (land side) dan sisi udara (air side) guna mendukung bisnis aero dan non-aero.(helmi)