Konektivitas Transportasi Kawasan Asia dan Uni Eropa Segera Terwujud
Kamis, 19 Juli 2018, 12:33 WIBBisnisnews.id - Negara-negara di kawasan Asia dan Uni Eropa yang tergabung dalam Asia Europe Meeting (ASEM) sepakat meningkatkan infrastruktur bidang transportasi di masing-masing kawasan.
Terutama untuk negara berkembang yang terkurung daratan atau tidak memiliki lautan (land-locked and least developed countries) dan negara-negara kepulauan (archipelagic countries).
Kesepakatan bersama itu tertuang dalam pertemuan pejabat sektor transportasi Asia - Eropa atau Asia Europe Meeting–Transport Senior Official’s Meeting (ASEM-TSOM) 2018 yang berlangsung di Medan, Sumatera Utara, 18-19 Juli 2018.,
ASEM-TSOM 2018 adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan Asia Europe Meeting-Transportation Minister’s Meeting (ASEM-TMM) ke-4 yang telah diselenggarakan pada 26 - 28 September 2017 di Bali, Indonesia.
Dalam pertemuan itu, masing-masing delegasi megakui pentingnya konektivitas sektor transportasi untuk pengembangan ekonomi global dan peningkatan kemakmuran di Asia dan Eropa.
Para delegasi menekankan pentingnya transportasi yang aman, nyaman dan terjamin, serta terwujudnya kemitraan yang saling menguntungkan dalam mengembangkan infrastruktur transportasi berkualitas, pintar, efisien serta berkelanjutan.
Konektitivitas negara-negara di kawasan Asia dan Uni Eropa itu, juga disepakati untuk memperhatikan lingkungan, sosial dan fiskal sehigga terwujud hubungan jaringan transportasi yang lebih baik di semua moda transportasi antara Asia dan Eropa.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono dalam pertemuan itu mengatakan, seluruh delegasi ASEM sepakat memfasilitasi transportasi pada level yang seimbang. Selain itu juga disepakati soal pendanaan yang inovatif seperti menjalin kemitraan pemerintah dan swasta untuk mempercepat terwujudnya siste transportasi yang terpadu.
"Para delegasi sepakat mempromosikan dan memfasilitasi transparansi, level yang seimbang, dan mekanisme pendanaan inovatif seperti kemitraan pemerintah swasta untuk mempercepat pengembangan sistem transportasi terpadu," tutur Djoko, Kamis (19/7/2018).
Mantan Dirjen Perhubugan Darat Kemenhub ini juga menekankan perlunya penguatan konektivitas antara Asia dan Eropa.
Tujuan konektivitas ASEM adalah untuk meningkatkan perkembangan ekonomi, politik dan sosial budaya di Asia dan Eropa yang perlu memiliki prinsip-prinsip utama. Yaitu, transparansi, level yang sama, perdagangan bebas dan terbuka, prinsip-prinsip pasar, multidimensi, inklusivitas, keadilan, keterbukaan, kelayakan keuangan, efektivitas biaya dan saling menguntungkan.
Perlunya diwujudkan konektivitas dua kawasan, karena negara-negara di Asia maupun Uni Eropa menguasai perdagangan dunia sekitar 60 persen. Potensi yang cukup besar ini bisa menjadi kekuatan pasar dunia.
"Jumlah 60 persen ini bisa menjadi kekuatan yang besar di dunia. Konektivitas transportasi harus bisa menjadi akselerator kerja sama ekonomi, perdagangan, dan sosial politik," tutur Djoko.
Konektivitas memainkan peran kunci dalam kerja sama ASEM untuk meningkatkan daya saing global wilayah Asia dan Eropa. ASEM berfungsi sebagai platform dialog ideal untuk menciptakan kebijakan yang dapat diimplementasikan di dua benua untuk mendukung pengembangan transportasi di Asia dan Eropa yang selanjutnya akan berkontribusi pada konektivitas global.
Seperti diketahui, negara-negara Uni Eropa memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi stabil dan cenderung terus meningkat. Berdasarkan data Bank Sentral Eropa (ECB) tahun 2017 lalu, pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasn itu rata-rata 2,2 persen.
Angka pertumbuhan itu memang jauh lebih rendah dari Asia, yang berdasarkan data Bank Pembangunan Asia (ADB), pertumbuhan ekonomi kawasan Asia tahun 2017 sebesar 6,1 persen.
Sedangkan berdasarkan laporan tahunan Asia Development Outlook (ADO) 2018, pertumbuhan ekonomi Asia tahun ini menurun tipis 0,1 persen atau sekitar 6,0 persen. Angka pertumbuhan itu bahkan diprediksi masih akan terperosok di 2019 menjadi 5,9 persen. (Syam S)