Korea Utara Klaim Uji Rudal Antar Benua Untuk Pertama Kalinya
Selasa, 04 Juli 2017, 15:06 WIB
Bisnisnews.id - Korea Utara memproklamirkan pada hari Selasa (4/7/2017) bahwa mereka telah berhasil menguji rudal balistik antar benua yang mampu menyerang Amerika Serikat.
Pakar AS mengatakan bahwa perangkat tersebut dapat mencapai Alaska, dan peluncurannya datang saat Amerika Serikat bersiap untuk Hari Kemerdekaannya dan memicu ledakan Twitter dari Presiden AS Donald Trump yang mendesak China untuk mengakhiri omong kosong ini sekali untuk selamanya.
Korut telah lama berusaha membangun sebuah roket yang mampu mengantarkan hulu ledak atom ke daratan Amerika Serikat, sesuatu yang Trump telah bersumpah tidak akan terjadi.
Tes rudal Hwasong-14 diawasi oleh pemimpin Kim Jong-Un, mencapai ketinggian 2.802 kilometer dan sejauh 933 kilometer, menurut siaran televisi pemerintah Korea Utara.
Korut adalah negara tenaga nuklir yang kuat dan memiliki ICBM yang dapat menyerang tempat manapun di dunia, katanya. Negara ini telah membuat kemajuan besar dalam kemampuan rudalnya dengan tiga uji coba nuklir dan peluncuran beberapa roket.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memberlakukan beberapa sanksi kepada Pyongyang mengenai program senjatanya, yang dibalas bahwa mereka membutuhkan senjata nuklir untuk mempertahankan diri dari ancaman invasi.
Dilansir dari AFP, berikut adalah masa-masa dimana Pyongyang mengembangkan rudal yang mampu menyerang Amerika Serikat:
Akhir 1970-an: Mulai mengerjakan versi Soviet Scud-B (jarak 300 kilometer atau 186 mil). Uji coba pada tahun 1984
1987-92: Mulai mengembangkan varian Scud-C (500 km), Rodong-1 (1.300 km), Taepodong-1 (2.500 km), Musudan-1 (3.000 km) dan Taepodong-2 (6.700 km)
Agustus 1998: Uji coba api Taepodong-1 melewati Jepang sebagai bagian dari kegagalan peluncuran satelit.
September 1999: Menyatakan moratorium uji coba rudal jarak jauh di tengah perbaikan hubungan dengan AS
12 Juli 2000: Putaran kelima perundingan rudal AS-Korea Utara berakhir tanpa kesepakatan, setelah Korea Utara menuntut 1 miliar dolar per tahun untuk ekspor rudal
3 Maret 2005: Korut mengakhiri moratorium pengujian rudal jarak jauh, menyalahkan kebijakan permusuhan pemerintahan Bush
5 Juli 2006: Korut melakukan uji coba tujuh rudal, termasuk Taepodong-2 jarak jauh yang meledak setelah 40 detik.
9 Oktober 2006: Melakukan uji coba nuklir bawah tanah yang pertama
5 April 2009: Korea Utara meluncurkan roket jarak jauh yang terbang di atas Jepang dan mendarat di Pasifik, dalam upaya untuk memasang satelit ke orbit. Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan melihatnya sebagai tes tersembunyi dari Taepodong-2
25 Mei 2009: Utara melakukan uji coba nuklir bawah tanah kedua, beberapa kali lebih kuat daripada yang pertama
13 April 2012: Korut meluncurkan roket jarak jauh untuk memasang satelit ke orbit, namun meledak
12 Desember 2012: Peluncuran multi-tahap roket dan berhasil menempatkan satelit pengamatan Bumi di orbit
12 Februari 2013: Melakukan uji coba nuklir di bawah tanah ketiga
6 Januari 2016: Melakukan uji coba nuklir bawah tanah keempatnya, yang dikatakan sebagai bom hidrogen
9 Maret 2016: Kim Jong-Un mengklaim Korea Utara telah berhasil membuat miniatur hulu ledak nuklir
23 April 2016: Uji penembakan rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam
8 Juli 2016: AS dan Korea Selatan mengumumkan rencana untuk menerapkan sistem pertahanan rudal, THAAD (Terminal High Altitude Area Defense)
3 Agustus 2016: Korea Utara menembakkan rudal balistik langsung ke zona ekonomi maritim Jepang untuk pertama kalinya
9 September 2016: Uji coba nuklir kelima
6 Maret 2017: Korut menembakkan empat rudal balistik sebagai latihan untuk memukul pangkalan AS di Jepang
7 Maret 2017: AS mulai menerapkan sistem pertahanan rudal THAAD di Korea Selatan
14 Mei 2017: Korut menembakkan rudal balistik sekauh 700 kilometer sebelum mendarat di Laut Jepang. Analis mengatakan bahwa rudal memiliki jarak tempuh 4.500 kilometer dan bisa sampai ke Guam
Hari ini: Korut menguji-coba sebuah rudal balistik yang terbang 930 kilometer sebelum mendarat di Laut Jepang. Analis mengatakan bahwa pesawat itu memiliki jarak tempuh 6,700 kilometer dan bisa menjangkau Alaska. Pyongyang mengatakan bahwa ini adalah tes rudal balistik antarbenua Hwasong-14 (ICBM). (marloft)