LRT Jabodebek Belum Siap Operasi ?
Minggu, 13 Oktober 2019, 06:54 WIBBisnisNews.id - Beberapa hari lalu ada kabar, permintaan agar LRT Jabodebek beroperasi untuk lintas pelayanan Harjamukti (Cibubur)- Cawang sepanjang 14,95 kilometer. Lintas ini memang sudah selesai secara konstruksi untuk lintasannya, namun belum dilengkapi dengan fasilitas sinyal, telekomunikasi dan listrik.
Ditambah lagi pekerjaan konstruksi bangunan stasiun belum mencapai 50 persen. Disamping itu, jalan akses ke stasiun, fasilitas transportasi umum lanjutan dan lahan parkir bagi kendaraan bermotor dan tidak bermotor belum nampak sama sekali. Adalah wajar jika target beroperasi keseluruhan di tahun 2021.
Baca Juga
Rencana jaringan LRT Jabodebek 82,93 kilometer, terbagi dua fase pembangunan. Fase pertama sepanjang 44,43 kilometer dengan 19 stasiun, terbagi dalam tiga lintas pelayanan, yaitu lintas pelayanan 1 antara Cawang-Harjamukti (Cibubur) 14,89 kilometer dengan 4 stasiun, lintas pelayanan 2 antara Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 11,05 kilometer dengan 9 stasiun dan lintas pelayanan 3 antara Cawang-Jatimulya (Bekasi Timur) 18,49 kilometer dengan 6 stasiun.
Sedangkan fase kedua sepanjang 38,5 kilometer terbagi tiga lintas pelayanan. Lintas Palmerah-Senayan 7,8 kilometer, lintas Cibubur-Bogor 25,0 kilometer dan lintas Palmerah-Grogol 5,7 kilometer.
Stasiun Cawang merupakan pertemuan dari tiga lintas pelayanan. Stasiun Halim akan terhubung dengan layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Fase pertama direncanakan selesai dan bisa beroperasi sebelum berakhir tahun 2021. Semula ditargetkan tahun 2019 sudah bisa beroperasi.
Sepanjang jaringan LRT Jabodebek phase 1 tersaat 10 long span. Dua long span di lintas pelayanan 1, yaitu JORR dan Cililitan, tiga long span di lintas pelayanan 2, yakni Kali Besar, Cikunir, dan Halim. Sedangkan di lintas pelayanan 3 terdapat long span yang berlokasi di Cawang, Ciliwung, Cikoko, Kuningan dan Sudirman.
Ada tahapan pengujian sistem LRT Jabodebek, yaitu factory test, system test, integration test, system acceptance test dan trial run. Persyaratan operasi kereta sebelum dioperasikan untuk mengangkut penumpang, meliputi persyaratan prasarana, sarana, operasi dan sumber daya manusia atau SDM.
Persyaratan prasarana berupa peralatan telah menjalani test and commssioning selama tujuh bulan, peralatan telah menjalani proses sertifikasi. Persyaratan sarana, meliputi peralatan telah menjalani test and commissioning, peralatan telah menjalani proses sertifikasi. Sedangkan persyaratan operasi, telah dilakukan proses integrasi sampai dengan GOA3 driverless atau Grade of Auotomatic tingkat 3 antara sarana prasarana.
Kemudian telah dilakukan trial run, minimal tiga bulan, setelah proses integrasi selesai. Sedangkan persyaratan sumber daya manusia, yakni telah mendapat pelatihan teknis dan tekah mendapat sertifikasi. Proses mendapat sertifikasi tersebut dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkertaaian.
*Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyaratakatan MTI Pusat