Maskapai Diingatkan Waspadai Cuaca Buruk, AirNav : Saat Nataru Ada 76.972 Pergerakan Pesawat
Rabu, 12 November 2025, 23:28 WIB
BISNISNEWS.id - Maskapai penerbangan diingatkan untuk ekstra waspada terhadap cuaca buruk pada sejumlah wilayah, menjelang liburan panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Berdasarkan perkiraan, cuaca ekstrem saat ini yang wajib diwaspadai ada di Kawa dan pada Desember 2025 hingga Januari 2026 bergeser ke Sulawesi dan sebagian di Kalimantan.
Kendati demikian, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) telah melakukan sejumlah antisipasi untuk menghadapi cuaca ekstrem.
Direktur Utama AirNav Indonesia Capt. Avirianto Suratno menjelaskan, terkait cuaca ekstrem yang bakal terjadi saat Nataru, telah diantisipasi sedemukian rupa dengan mengacu pada informasi konkret dari BMKG.
AirNav memprediksi, selama 18 hari kegiatan libur Nataru, arus pergerakan pesawat diproyeksikan mencapai 76.972 pergerakan.
Angka itu diprediksi naik tipis sekitar 3,5 persen dibanding Nataru tahun sebelumnya.
Cuaca ekstrem pada sejumlah wilayah itu bertepatan dengan puncak arus libur Nataru, yang diperkirakan terjadi pada 19–20 Desember 2025. Kemudian puncak arus balik diprediksi pada 3–4 Januari 2026.
Selama masa itu, intensitas penerbangan harian pada seluruh bandara diperkirakan mencapai 4.300 hingga mendekati 5.000 pergerakan.
Menghadapi kepadatan arus penerbangan dan ancaman cuaca ekstrem, AirNav telah menyiapkan sejumlah langkah strategis. Salah satunya, dengan mengoptimalkan peran Indonesia Network Management Center (INMC).
INMC ini, menurut Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia, Capt.Nur Cahyo Purnomo, untuk mengintegrasikan pengawasan dan koordinasi layanan di seluruh wilayah kerja selama 24 jam penuh.
Dia memastikan, kesiapan personel, peralatan, dan prosedur operasi, serta penguatan koordinasi pengaturan lalu lintas udara secara internal dengan semua kantor cabang. Termasuk koordinasi operasional secara terpadu lintas-stakeholder.
AirNav juga meningkatkan pengawasan terhadap faktor risiko seperti cuaca ekstrem, abu vulkanik, balon udara dan layang-layang liar, serta satwa liar di sekitar bandara.
Selain itu, keamanan siber diperkuat melalui Security Operation Center (SOC) dan CSIRT yang siaga selama 24 jam setiap harinya, termasuk berbagi informasi ancaman dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN).
“AirNav Indonesia memastikan seluruh layanan navigasi di 302 unit pelayanan dari Sabang hingga Merauke berada dalam kondisi siaga penuh untuk mendukung kelancaran perjalanan masyarakat. Intinya, ruang udara dijaga, sistem dijaga, dan manusia di dalamnya Capt juga dijaga,” pungkasnya.
Ruang Udara
Direktur Operasi AirNav Indonesia Setio Anggoro menambahkan, INMC adalah pusat orkestrasi alur lalu lintas udara nasional yang dikelola AirNav Indonesia.
”Melalui monitoring secara real-time, kami dapat menyesuaikan rute, kapasitas, dan urutan keberangkatan secara cepat ketika terjadi lonjakan atau perubahan kondisi lapangan,” papar Setio.
Sejumlah langkah operasional yang disiapkan antara lain dengan melakukan penyesuaian kapasitas ruang udara (Airspace Capacity Setting), pengurutan (sequencing) keberangkatan dan kedatangan, koordinasi slot dan jam operasional bandara, serta penggunaan jalur udara alternatif (re-routing).
“Tujuan akhirnya sederhana, yaitu penumpang dapat berangkat dan tiba dengan lebih lancar. Efisiensi dicapai, keselamatan tetap nomor satu,” tegasnya. (Syam)