Menperin Nilai Implementasi Industri 4.0 Dorong Investasi
Kamis, 24 Januari 2019, 11:50 WIBBisnisnews.id - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto implementasi industri 4.0 akan mendorong peningkatan investasi perusahaan, terutama yang terkait penggunaan teknologi pendukung. Seperti Internet of Things (IoT).
Langkah ini, ungkap Menperin diyakini mampu memacu produktivitas dan kualitas di sektor manufaktur. "Karena itu, Indonesia jangan hanya jadi pasar dari ekonomi digital, tetapi juga memanfaatkan pengembangan ekonomi tersebut sehingga industrinya semakin tumbuh dan berdaya saing," kata Menperin Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya Kamis (24/1/2019) saat
menjadi narasumber pada Indonesia Outlook 2019 dalam rangkaian ajang World Economic Forum Annual Meeting di Davos, Swiss.
Penerapan industri 4.0, unglapnya merupakan upaya untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada proses produksi, dengan ditandai meningkatnya konektivitas, interaksi, serta batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi.
Ada pun lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem industri 4.0, yaitu IoT, Artificial Intelligence (AI), Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.
"Jadi, di sektor industri, dengan IoT kemudian masuk ke AI dan robotik, ini akan mendorong produktivitas. Sedangkan, yang e-commerce mendukung digitalisasi komersial," tuturnya.
Digitalisasi di sektor industri, kata Airlangga akan membawa perubahan terhadap sistem manufaktur, dengan dipengaruhi oleh gelombang teknologi baru. Misalnya, permintaan konsumen yang meningkat, pergeseran geopolitik, dan efisiensi pada sumber daya keberlanjutan.
Dalam menyongsong era industri digital tersebut, Kementerian Perindustrian akan meluncurkan indikator penilaian untuk tingkat kesiapan industri di Indonesia dalam menerapkan teknologi era industri 4.0 atau disebut Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0).
"Indeks itu nantinya menjadi acuan yang digunakan industri dan pemerintah untuk mengukur tingkat kesiapan menuju industri digital," jelas Menperin.
Penyusunan INDI 4.0 merupakan salah satu tahapan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Dalam pelaksanaanya, pemerintah akan membimbing perusahaan untuk meningkatkan kesiapan dan kemampuan mengenai penerapan industri 4.0, kemudian melakukan pelatihan untuk meluluskan dan menyertifikasi manajer dan pakar transformasi industri 4.0, serta menyiapkan keterampilan kerja masa depan dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
"Produksi tidak hanya proses manufaktur, tapi melibatkan banyak hal mulai dari R&D and design, hingga perilaku konsumen dan siklus end-of-use," tegasnya.
Menperin pun mengemukakan, era industri 4.0 atau ekonomi digital berpotensi membuka peluang terhadap peningkatan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar USD150 miliar pada tahun 2025. (*/Jam)