Pemerintah Masih Menghitung Besaran Volume Penggunaan B20
Rabu, 19 September 2018, 10:16 WIBBisnisnews.id - Pemerintah masihbyerus mendalami penerapan bahan bakar minyak (BBM) jenis biodisel 20 persen atau B20. Terutama soal volume yang akan digunakan untuk memperkirakan penurunan impor BBM.
Besaran penggunaan ini menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar untuk melihat tingkat kebutuhan karena ini sangat berpengaruh terhadap tingkat penurunan penggunaan devisa.
Karena itu kata Arcandra harus terus didiskusikan untuk mengetahui angka pasti. Dia mencontohkan misalnya berapa perkiraan realisasi penggunaannya dan semuanya itu harus dihitung ulang, apakah benar perkiraan penghematan penggunaan B20 mampu menghemat 2,3 miliar dolar AS sampai akhir 2018.
"Penggunaannya tetap berjalan, kami hanya koordinasi. Intinya kami rekonsiliasi data nanti dari Menko Perekonomia bapak Darmin Nasution akan keluarkan datanya, tujuan pertemuan hari ini rekonsiliasi data," tutur Arcandra, Selasa malam (18/9/2018) di Menko Perekonomian Jakarta.
Menko Perekonomian Darmin Nasution sendiri mengakui tidak mudah menentukan besaran sebagai dampak penggunaan bahan bakar B20. Artinya tidak mudah diukur, karena itu terus dilakukan rekonsiliasi sampai tuntas.
Terkait penggunaan bahan bakar B20, Dirjen Perhububgan Darat Kemenhub Budi Setiyadi meyakinkan, para agen pemegang merek (APM) berjanji akan menggiring penggunaan kendaraan baru menggunakan B20.
Namun para pemilik kendaraan di jalan raya; termasuk operator angkutan di penyeberangan masih meragukan, apakah B20 benar-benar bisa digunakan. Karena bahan bakar jenis ini di beberapa negara umumnya hanya digunakan untuk angkutan jenis truk.
B20 bukan barang baru. Bahan bakar alternatif yang merupakan hasil perpaduan solar dengan biodiesel dari produk pertanian seperti minyak kelapa sawit, kacang kedelai, kanola, camelina, biji mustard, minyak goreng limbah dan produk organik lainnya.
B20 artinya, persentase biodiesel sebesar 20 persen dan 80 persen solar minyak bumi. Baham bakar jenis ini telah dilakukan pengujian oleh Kementerian ESDM, pada dua Produk Diesel yaitu Tata Ace EX2 700 cc dan Tata Super Ace 1.400 cc.
Pengujian dilakukan kendaraan yang tidak bergerak namun dikondisikan dalam keadaan berjalan dan di gas sampai 3000 rpm. Tidak ada asap pekat yang muncul.
Pemerintah bahkan yakin, penggunaan B20 itu dapat menghemat devisa hinga 2,85 triliun. Hal yang lebih penting lagi ialah mengurangi kerusakan lingkungan karena dapat menurunkan Emisi CO2, yang tercatat sampai saat ini sekitar 1,06 Juta ton. (Ismad/Syam S)