Qatar Tetap Diboikot Tak Jelas Sampai Kapan
Kamis, 06 Juli 2017, 01:31 WIB
Bisnisnews.id - Negara-negara Arab berjanji pada hari Rabu (5/7/2017) untuk mempertahankan pemboikotan mereka terhadap emirat tersebut, mengkritik tanggapan negatif Qatar terhadap daftar tuntutan mereka untuk mengakhiri krisis diplomatik.
Qatar mengajukan dialog untuk menyelesaikan krisis sementara para menteri luar negeri Mesir, Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab yang bertemu di Kairo menyesalkan tanggapan negatif dari Qatar.
Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry mengatakan bahwa tanggapan Qatar terhadap kondisi blok tersebut tidak memiliki substansi dan mencerminkan kurangnya pemahaman akan gravitasi situasi.
"Boikot akan tetap ada," kata Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir.
Keempat negara Arab tersebut berhenti mengumumkan sanksi baru namun Jubeir mengatakan bahwa mereka akan mengambil langkah pada waktu yang tepat.
Isi tanggapan tersebut belum diungkapkan, namun Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani mengatakan pada hari Selasa (4/7/2017) bahwa daftar tuntutan itu tidak realistis dan tidak dapat ditindaklanjuti.
Qatar telah mengatakan berulang kali bahwa pihaknya siap untuk melakukan pembicaraan mengenai krisis tersebut, dan Sheikh Mohammed mengulangi hal tersebut pada hari Rabu (5/7/2017).
"Kami menyambut baik upaya serius untuk menyelesaikan perbedaan kami dengan tetangga kami," katanya kepada think-tank Chatham House di London.
Dia menuduh Arab Saudi dan sekutu regionalnya menuntut agar Qatar harus menyerahkan kedaulatan sebagai harga untuk mengakhiri boikot.
Krisis tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya ketidakstabilan di kawasan ini, yang merupakan tempat bagi beberapa eksportir energi terbesar di dunia dan tuan rumah pangkalan militer AS.
Qatar yang kaya energi telah bersikap menantang sepanjang krisis. Pada hari Selasa (4/7/2017) bahkan mengumumkan rencana peningkatan produksi gas alam, dengan Qatar Petroleum mengatakan produksi menjadi 100 juta ton per tahun pada tahun 2024, naik 30 persen dari tingkat saat ini.
Qatar adalah produsen gas alam cair terkemuka dunia, salah satu negara terkaya di dunia, dan tuan rumah Piala Dunia 2022. Bagaimanapun krisis yang berlarut-larut bisa memiliki dampak ekonomi.
Moody's mengatakan bahwa pihaknya mengubah prospek peringkat kredit Qatar menjadi negatif dari stabil, dengan alasan risiko ekonomi dan keuangan yang timbul dari perselisihan yang sedang berlangsung.
Beberapa kritikus menuduh Qatar memiliki kaitan dengan organisasi ekstremis termasuk kelompok Islam, Al-Qaeda dan gerakan Hizbullah yang didukung Lebanon.
Namun studi think tank Inggris mengatakan pada hari Rabu (5/7/2017) bahwa dana asing untuk ekstremisme Islam di Inggris kebanyakan berasal dari Arab Saudi.
Dalam sebuah pernyataan kepada BBC, kedutaan besar Saudi di London mengatakan bahwa klaim tersebut salah secara pasti. (marloft)