Rute Operasional Terjauh Dan Terkompleks Diarungi BP Untuk Asia
Senin, 12 Desember 2016, 22:28 WIB
Bisnisnews.id - Perusahaan perdagangan minyak, BP (BP.L) mengirimkan hampir tiga juta barel minyak mentah AS untuk pelanggan di seluruh Asia. Salah satu jalur laut terpanjang di dunia ini dirintis BP setelah OPEC mengumumkan pengurangan produksi.
Rute operasional yang kompleks ditempuh BP dengan memakai tujuh kapal tanker dan serangkaian transfer kapal-ke-kapal untuk memenuhi keinginan pedagang yang ingin menjual minyak mentah AS ke konsumen terbesar, Asia.
Ekspor minyak mentah AS yang sempat dilarang selama 40 tahun telah diangkat sejak tahun lalu, membuat permintaan mengalir berdatangan terlepas dari jarak, biaya dan kompleksitas pengiriman ke Asia.
Dengan menggunakan jaringan globalnya, BP mampu mengatasi keterbatasan pelabuhan AS dan mentransfer minyak tersebut ke kapal-kapal di Malaysia untuk dibagikan ke pelanggan di seluruh Asia, menurut sumber dagang di Thomson Reuters Eikon.
"Menjaga perbedaan harga tiap daerah, tarif tanker, kurva harga yang terbuka, sambil menjadwalkan pengiriman bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dengan mudah oleh perusahaan perdagangan minyak. BP adalah salah satu dari setengah lusin perusahaan yang mampu melakukannya," menurut sumber pengiriman di Singapura yang berbicara tanpa menyebut nama karena ia tidak berwenang untuk membahas operasi terbuka. BP sendiri menolak berkomentar dalam artikel yang diturunkan Reuters ini.
Sementara operasi BP dianggap yang paling canggih saat ini, Cina Unipec juga telah mulai mengembangkan perdagangan AS / Asia. Cina Unipec yang merupakan perpanjangan tangan dari Sinopec (600028.SS), refiner terbesar di Asia mulai mengirimkan sekitar 2 juta barel minyak AS ke China bulan ini, sementara Trafigura juga mengekspor 2 juta barel minyak AS ke Asia.
Insentif untuk membawa minyak mentah AS ke Asia ini telah meningkat setelah OPEC dan Rusia sepakat untuk memotong pasokan.
"OPEC tengah menguji minyak AS dan kita akan benar-benar melihat apa yang dapat mereka berikan," kata Bjarne Schieldrop, kepala analis komoditas di SEB. Dia memperkirakan ekspor minyak AS akan melonjak setelah pemotongan produksi OPEC.
Operasi pengiriman minyak senilai $150 juta untuk pembeli Asia-Pasifik akan berlangsung selama empat bulan dan melibatkan BP Amerika Serikat dan Singapura. Sementara BP London bertanggung jawab untuk penyewaan kapal, kata sumber tersebut sambil menunjukkan data.
Keuntungan didapat BP dari arbitrase minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) CLc1 berbanding patokan global Brent LCOc1. Keuntungan bertambah dengan tarif tanker yang murah dan kurva harga / waktu yang terbuka, membuat pengiriman minyak dari Amerika Utara ini tetap menguntungkan.
Operasi BP untuk Asia dimulai pada pertengahan September, ketika mereka menyewa kapal tanker besar Suezmax-sekelas Felicity untuk mengambil minyak mentah dari kapal kecil Aframax di lepas pantai Texas. Beberapa hari kemudian, masih di lokasi yang sama, minyak ditransfer dari tiga kapal tanker Aframax ke Very Large Crude Carrier (VLCC) karena pelabuhan Amerika tidak dapat dirapati kapal tanker besar.
Sebuah VLCC dapat membawa 2 juta barel minyak, cukup untuk memenuhi dua hari konsumsi Inggris, sementara Suezmax dan Aframax dapat mengambil 1 juta barel dan 800.000 barel, masing-masing.
Setelah melakukan perjalanan 30.000 km dari pantai Texas, pada akhir Oktober minyak sampai ke Thailand dan Malaysia dan mungkin akan melanjutkan ke Jepang.
Sementara operasi BP dianggap sudah sangat menonjol dalam ukuran dan kompleksitas, tapi bisa jadi Asia masih menginginkan sumber yang lebih jauh lagi, "Pembeli tidak ada puasnya, mungkin mereka akan mengimpor sejumlah tambahan dari sumber lain yang lebih jauh lagi," kata Erik Nikolai Stavseth dari Norwegia Arctic Securities. (marloft/syam)