Sopir Ekspedisi Medan Jakarta, Masih Hadapi Ancaman Kejahatan di Jalan
Kamis, 19 Desember 2019, 22:34 WIBBisnisNews.id -- Masalah keamanan di jalan lintas Sumatera termasuk ruas tol Trans Sumatera masih menghantui para pengemudi, terutama kendaraan angkutan barang. Mereka masih sering menjadi korban kejahatan perampokan, pendongan, bajing loncat dan lainnya di beberapa ruas jalan di Sumatera.
"Masalah keamanan di perjalanan masih menghantui perjalanan kami menuju Sumatera atau sebaliknya ke Jawa. Masih ada banjing lompat bahkan begal dengan senjata tajam. Sering pula masih kami ditemui pungli oleh oknum aparat di perjalanan," kata Roy, pengemudi angkutan barang tujuan Medan, di resr area Tol Trans Sumatera di Lampung Selatan, Kamis (19/12/2019).
Dalam perbincangan dengan BisnisNews.id dan Tim KNKT yang melakukan peninjauan jalur Trans Sumatera, Roy bersama beberapa temannya mengatakan, aksi kejahataan masih menjadi ancaman serius bagi kami awak angkutan barang di jalan trans Sumatera.
"Bisa di jalan tol, atau jalan arteri menuju Medan, Sumatera Utara" kata Roy yang mengangkut barang kelontong dan aneka kebutuhan kaum ibu dana anak-anak asal Karawang menuju Medan itu.
Menurut dia, beberapa titik rawan kejahatan itu seperti di daerah Kayu Agung, Palembang, kemudian jalan trans Sumatera dari Palembang ke Jambi, Pekanbaru bahkan sampai di Rantau Prapat Sumatera Utara masih sangat rawan aksi kejahatan.
Untuk menyikapi ancaman terus menurut Dony, pengemudi truk lainnya, mereka jalan beriringan 4-5 orang. "Kita jalan konvoi dan saling membantu dan melindungi di perjalanan. Jika ada teman yang mengalami kesulitan bahkan ancaman kejahatan kita bisa saling membantu," kata pria muda itu.
Meski sudah puluhan tahun melayani angkutan Trans Sumatera Jakarta-Medan PP, tapi ancaman itu selalu ada. "Terutama di malam hari, dan miskin lampu penerangan, kita sering menjadi incaran para begal tersebut," aku Dony lagi.
Oleh karena itu, baik Roy atau Dony mengaku dia bersama teman-teman berusaha jalan di siang hari. Kondisi perjalanan lebih enak, terang dan ancaman kejahatan jauh menurun. "Jika malam hari, kita mencari tempat istirahat yang aman, daripada dipaksa jalan dan rawan aksi kejahatan," aku Roy.
Dermaga 2 Merak
Sementara, di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni, menurut Roy, juga masih sering terjadi aksi kejahatan. Mereka itu antara lain pencurian isi muatan truk, pakaian, uang saku pengemudi bahkan sampai kaca spion dan ban cadangan bisa hilang dicuri maling.
"Oleh karena itu, kita kalau terpaksa harus menyeberang di Merak-Bakauheni mesti menghindari Dermaga 2 Merak. Disana masih rawan dan serng terjadi aksi pencurian itu," kilah dia.
Supriyadi, pengemudi asal Medan lainnya menambahkan, kini truk-truk angkutan barang tujuan Sumatera lebih sering menyeberangan melalui Pelabuhan Bojonegara. "Selain tidak ramai, tak harus antri panjang dan keamanan lebih terjamin," aku pria tengah baya itu.
Pokoknya, menurut Supri, sapaan akrab dia, jika tidak terpaksa sekali lebih suka menyeberang lewat Pelabuhan Bojonegara, Banten. "Kerja di ekspedisi begini harus pandai-pandai berhemat. Karena kita kerja sistem borongan, kalau boros uang habis di jalan. Apalagi kalau ada masalah di pejalanan tentu akan repot lagi," tegas Supri.(helmi)