Susu Lactalis Perancis Terkontaminasi Salmonela
Sabtu, 13 Januari 2018, 00:03 WIBBisnisnews.id - Emmanuel Besnier, anggota keluarga di balik salah satu kelompok susu terbesar dunia sering disebut miliarder tak terlihat, tidak diketahui oleh publik Prancis dan bahkan oleh karyawannya sendiri, kini harus menghadapi masyarakat terkait skandal salmonela.
Tapi sebuah protes bahwa perusahaan tersebut menyembunyikan wabah salmonella di pabrik yang memproduksi susu bubuk membuat Besnier, CEO yang jarang menunjukkan wajahnya di depan umum, dipanggil kementerian keuangan Prancis pada hari Jumat 12 Januari.
Dibuat pada tahun 1933 oleh kakek Besnier, susu Lactalis telah menjadi raksasa industri dengan penjualan tahunan sekitar 20,6 miliar dolar.
Dengan 246 lokasi produksi di 47 negara, produknya membentang sepanjang lorong supermarket.
Dua dari merek tersebut, susu bayi Picot dan Milumel, menjadi subyek kekacauan internasional dan ditarik pada pertengahan Desember setelah puluhan anak-anak jatuh sakit.
Sebanyak 35 anak di Prancis telah jatuh sakit akibat kontaminasi salmonella, mendorong juru bicara perusahaan, Michel Nalet untuk meminta maaf sekali lagi kepada orang tua pada hari Kamis 11 Januari.
Otoritas kesehatan Prancis mengatakan pada hari Jumat bahwa seorang anak di Spanyol juga jatuh sakit setelah minum susu bayi Lactalis, sementara kasus lain sedang diselidiki di Yunani.
Nalet juga mengatakan bahwa Lactalis berkolaborasi baik dengan pejabat Prancis, sebuah klaim yang ditolak oleh menteri ekonomi Prancis yang semakin jengkel, Bruno Le Maire, pada hari Jumat.
"Jika ada kolaborasi yang sempurna, saya tidak perlu menandatangani perintah pada tanggal 9 Desember yang menuntut penarikan kembali lebih dari 600 pengiriman susu bayi," kata Le Maire kepada televisi Prancis.
Menteri Pertanian Stephane Travert mengatakan bahwa dia berharap Besnier akan mengatasi kontaminasi tersebut di depan publik setelah pertemuannya dengan pejabat kementerian keuangan.
"Saya pikir itulah yang diharapkan warga negara kita," katanya seperti dikutip dari AFP. (marloft)