UE Kecewa dengan Sikap AS Yang Kembali Menjatuhkan Sanksi Kepada Iran
Selasa, 06 November 2018, 11:32 WIBBisnisnews.id - Negra-negara Uni Eropa (UNE), seperti Prancis, Jerman, dan Inggris menyesalkan sikap Amerika Serikat yang kembali memberikan sanksi ekonomi kepada Iran.
Sikap arogan Amerika Serikat itu dinilainya sudah sangat berlebihan. Atas putusan Washonton tersebut, negara-negara penggerak utama UE berjanji melindungi pelaku ekonomi Eropa yang terlibat dalam bisnis sah dengan Teheran.
Seperti diberitakan, Amerika Serikat pada hari Jumat 2 Nopember 2018 mengumumkan kembali pemberikan sanksi ekonomi kepada Iran. Padahal, sebelumnya pihak Washington telah mencabut sanksi tersebut, berdasarkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPoA) 2015.
Saat sanksi itu diumumkan, Gedung Putih menyampaikan kecaman kesepakatan nuklir Iran yang menyatakan bahwa kesepakatan tersebut (JCPOA) dibuat sebagai pembawa malapetaka dan tidak bisa diterima.
Kendati demikian, UE menilai, JCPOA merupakan elemen penting bagi rezim non-proliferasi nuklir global dan juga diplomasi multilateral.
Pada Mei lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan diri Washington dari kesepakatan nuklir Iran, sejak saat itulah, pemerintahan Trump menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap Iran.
"JCPoA berhasil diterapkan dan membuahkan hasil. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengonfirmasi dalam 12 laporan berturut-turut bahwa Iran mematuhi komitmennya dalam kesepakatan tersebut. Kami berharap Iran akan terus melaksanakan semua komitmen nuklirnya secara penuh, sebagaimana ditetapkan dalam JCPoA,” berikut isi pernyataan gabungan tersebut.
Beberapa jam sebelumnya, Gedung Putih menyampaikan bahwa sanksi tersebut, akan mulai berlaku sepenuhnya pada 5 November, Wasington menyatakan pelayangan sanksi tersebut akan menjadi sanksi terberat dan belum pernah terjadi sebelumnya, dimana Sanksi tersebut menyasar banyak sektor penting Iran, termasuk energi, pelayaran, pembuatan kapal, serta keuangan.
Sebaliknya, dalam sebuah pernyataan, UE dan troikanya mempertahankan tujuan dana upaya dalam melindungi para pelaku ekonomi Eropa yang terlibat dalam bisnis sah dengan Iran, sesuai dengan hukum UE melalui resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2231.
“Sebagai bagian dari JCPoA, kami berkomitmen untuk mengupayakan, antara lain, penjagaan dan pemeliharaan saluran-saluran finansial yang efektif dengan Iran serta keberlanjutan ekspor minyak dan gas Iran. Dalam hal ini, sebagaimana dalam topik lain, upaya kami terus berlanjut, termasuk dengan Rusia dan China sebagai partisipan JCPoA beserta dengan negara-negara ketiga yang berkepentingan dalam mendukung JCPoA,” berikut isi pernyataan tersebut.
Dalam pernyataan PBB No.2231 juga menyatakan bahwa upaya tersebut telah diintensifkan selama beberapa minggu terakhir, khususnya dalam mendukung inisiatif Eropa untuk membangun Entitas Tujuan Khusus (SPV) yang sedang dilakukan.
SPV ini akan membuat pencabutan sanksi terhadap Iran bisa terus dilakukan dan membuat eksportir maupun importir Eropa dapat melanjutkan perdagangan yang sah.
Sebagai entitas hukum, SPV menjadi sistem pembayaran untuk memotong sanksi AS terhadap Iran, langkah tersebut kemungkinan akan memperdalam keretakan antara AS dan Eropa.
Namun menurut Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo sebelumnya mengatakan bahwa ia merasa terganggu dan sangat kecewa dengan rencana sistem pembayaran khusus tersebut.
"Sistem ini merupakan salah satu langkah paling kontraproduktif yang bisa dibayangkan bagi perdamaian dan keamanan regional global,” ujar Pompeo melalui lansiran Xinhua.
Meskipun ada penentangan dari Pompeo, Eropa berjanji akan mengambil lebih banyak langkah untuk membantu dan memastikan para pelaku ekonomi bisa melakukan bisnis mereka di bawah hukum UE. (Ismad)