Hari Kesaktian Pancasila: "Apakah Kita Sudah Mampu Memaknainya ?"
Minggu, 01 Oktober 2017, 15:08 WIB
Uus Sumirat
Penulis adalah Dewan Redaksi Bisnisnews.id, pegiat masalah sosial, politik dan keamanan
Bisnisnews.id-Hari ini bendera setengah tiang berkibar, mengingatkan kita pada 52 tahun silam, tepatnya tanggal 1 Oktober 1965, merupakan catatan kelam dan menjadi momentum penting sejarah bangsa Indonesia.
Aksi biadab yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dikenal sebagai 'G30S/PKI' bertujuan menghapus falsafah negara, telah berhasil ditumpas, walaupun telah memakan korban jiwa para pahlawan revolusi.
Hari ini, untuk kesekian kalinya, terbukti Pancasila tidak bisa digoyahkan oleh siapapun. Tak berlebihan bila hari ini diperingati sebagai 'Hari Kesaktian Pancasila'.
Bagi kita, Pancasila adalah harga mati sehingga kita bersedia dan rela berkorban sampai titik darah penghabisan untuk mengawal, membela dan mempertahankannya. Pancasila adalah falsafah hidup bangsa dan negara kita yang berlaku sepanjang masa. Dengan kekuatan rakyat, tidak akan tergoyahkan walau diterjang berbagai cobaan dan pengkhianatan.
Pertanyaannya sekarang, 'apakah Pancasila sudah benar-benar merasuk dalam jiwa setiap pribadi bangsa Indonesia ?' Sudahkah kita melaksanakan dan menghayati butir-butir Pancasila secara murni dan konsekuen ? Siapakah figur Pancasilais sejati itu ?
Nyatanya, masih banyak tindakan penyimpangan yang mudah kita lihat dengan kasat mata. Misalnya Korupsi yang bukannya mereda, akan tetapi malah merajalela. Dominan dilakukan oleh para pejabat, bahkan oleh wakil rakyat, yang seharusnya justeru memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Mereka pandai bersumpah tapi pandai pula melanggarnya.
Lihat juga di sekeliling kita. Banyak terjadi gesekan sosial bahkan mengarah kepada konflik horizontal yang disebabkan oleh maraknya ujaran kebencian, hoax dan penodaan agama.
Lalu, hari-hari ini kita sering mendengar adanya pemasangan bendera palu arit, pemakaian kaos bergambar palu arit, penyelenggaraan seminar PKI, penyebaran mistar bermotif palu arit dan lain-lain. Sangat boleh jadi semua ini pertanda bangkitnya kembali PKI, perlahan tapi pasti. Melihat kekejaman dan ajaran-ajarannya, hal ini tidak boleh dibiarkan. Kita harus bergadeng tangan bersama mencegah terulangnya masa kelam di masa lalu.
Oleh karena itu, masih banyak PR yang harus kita kerjakan. Kita butuh apa yang disebut revolusi mental agar kita bisa berbangsa dan bernegara secara lebih baik dan kebih baik lagi.
Dan Aksi Bela Negara Republik Indonesia (ABN RI) lahir untuk menjadi salah satu pilar terdepan dalam menangkal lahirnya kembali faham komunisme maupun gerakan-gerakan lainnya penentang falsafah negara, Pancasila.
Sekali lagi, mari kita maknai Hari Kesaktian Pancasila dengan terus merubah prilaku supaya lebih baik dan lebih baik lagi serta selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi negara. Ingat, selama semua itunbekum bisa kita lakukan, jangan membuat repot dan susah negara. (**)