Balitbang Perhubungan Bertransformasi Menjadi Internal Konsultan Kemenhub RI
Senin, 21 Oktober 2019, 08:43 WIBBisnisNews.id -- Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus bertranformasi menjadi konsultan internal dan menjadi think tank-nya Kemnhub, bahkan lembaga negara lain di sektor transportasi.
"Balitbang adalah sektor pendukung Menhub (Budi Karya Sumadi) dan seluruh subsektor di lingkungan Kemenhub. Semua hasil penelitian Balitbang Perhubungan makin banyak yang diaplikasikan ke lingkungan Kemenhub," kata Kepala Balitbang Sugihardjo, M.Sc menjawab BisnisNews.id di Jakarta.
Ke depan, proyek-proyek transportasi berbagai matra akan dibahas dan diteliti bersama Balitbang Perhubungan. Atau, banyak hasil penelitian Balitbang yang kemudian ditindaklanjuti menjadi hasil kerja nyata oleh subsektor transportasi terkait.
"Semua itu menjadi sumbangsih nyata dari Balitbang Perhubungan dalam membangun infrastuktur dan layanan transportasi di Tanah Air," jelas Jojo, sapaan akrab dia.
Kini juga banyak hasil penetilian personel Balitbang yang diaplikasikan bahkan menjadi proyek unggulan di berbagai subsektor Kemenhub. "Salah satunya, pembangunan Terminal Terpadu Merak, Banten yang mengintegrasikan antara kapal penyeberangan (ASDP) dengan Bus AKAP di Merak," kata Jojo lgi.
Selain itu, banyak penelitian baik untuk thesis atau disertasi di bidang transportasi seperi dari UI, ITB dan perguruan tinggi lain di Indonesia menggunakan data Balitbang Perhubungan sebagai dasar dan rujukannnya.
Koleksi hasil penelitian dan buku-buku rujukan ilmiah dihasikan dari kerja keras Balitbang Perhubungan RI. "Semua itu ini makin banyak dicari dan dimanfaatkan oleh lembaga ekstrernal Kemenhub," kilah Jojo.
Bersama PT Design Oil Tanker
Dalam waktu dekat, menurut Jojo, Balitbang Perhubungan bersama perguruan tinggi akan merancang design oil tanker yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan riil di Indonesia. Termasuk kapal tanker untuk angkutan minyak nabati di Tanah Air.
Indonesia sebagai negara penghasil migas dan juga minyak nabati perlu didukung armada kapal tanker yang baik, kuat dan sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. "Selanjutnya bisa diekspor untuk meningkatkan devisa bagi negara," harap Jojo.
Kebutuhan kapal-kapal tanker ini akan semakin besar di Indonesia. Sementara, masih banyak Indonesia mencarter kapal asing untuk mengakut komoditas dari Tanah Air.
"Jika Indonesia bisa men-design dan membangun kapal tanker sendiri, akan lebih baik. Nilai tambah untuk bangsa dan negara jua lebih besar bagi bangsa Indonesia," tegas Jojo.(helmi)