Donald Trump Makin Terpojok dan Didesak Minta Maaf
Senin, 20 Maret 2017, 10:20 WIBBisnisnews.id-Presiden Amerika Serikat Donald Trump didesak segera meminta maaf atas ucapannya yang menuduh pendahulunya Barack Obama telah melakukan penyadapan.
Desakan untuk menjelaskan dan membuktikan itu disampaikan para anggota legislatif dari Partai Demokrat dan Republik. Bahkan Partai Republik pekan lalu telah menyampaikan desakan serupa melalui Twitter pada 4 Maret.
Reuters dalam laporannya seperti dikutip Antara menyebutkan, skandal ini terus meluas ke sekutu terdekat AS karena Trump melemparkan tuduhan ke dinas intelijen Inggris mengenai penyadapan oleh Obama ini. Kasus ini juga telah mengalihkan perhatian Republik dari upaya mewujudkan janji Trump selama kampanye, yaitu merevisi Obamacare dan soal pajak.
"Saya tidak tahu dasar alasan Presiden Trump," kata Senator Susan Collins dari Partai Republik dalam "Meet the Press", NBC. " Saya yakin dia berutang penjelasan kepada kita".
Bahkan Collins menyatakan meskipun dirinya mendukung Trump sebagai presiden, tetapi dalam skandal ini tidak akan memihak jika Trump salah menyatakan fakta itu. Hal senada disampaikan tiga anggota legislatif dari Partai Republik yakni anggota senior DPR Tom Cole, Charlie Fent dan Will Hurd.
"Saya tidak melihat indikasi tuduhan itu benar,"kata Cole. Kecuali Trump bisa memberikan bukti yang meyakinkan, dan Presiden Obama berhak mendapatkan permohonan maaf dari Trump.
Sedangkan anggota DPR dari Demokrat, Adam Schiff, yang berada pada Komisi Intelijen DPR, meyebut tudingan Trump itu jelas-jelas dusta. Dia mengharapkan Direktur FBI James Comey berbicara banyak mengenai hal ini pada dengar pendapat Senin ini.
Comey akan ditanyai soal tudingan Trump hari ini ketika dia akan bersaksi dalam dengar pendapat mengenai campur tangan Rusia dalam Pemilu 2016. Rusia sejak lama membantah tuduhan ini (Syam S)