MTF Lampaui Taget di Ajang GIIAS 2019 dan MTF MauCash AEON Mall
Selasa, 30 Juli 2019, 17:30 WIBBisnisnews.id -- Mandiri Tunas Finance (MTF) anak perusahaan Bank Mandiri sukses menangguk untung di dua ajang pemaran otomotif ternama tahun 2019, yaitu GIIAS 2019 di ICE BSD dan MTF MauCash Vaganza di AEON Mall BSD. MTF, merupakan perusahaan pembiayaan mobil dari berbagai jenis dan varian yang bernaung di bawah Mandiri Group.
Direktur Marketing MTF Harjanto Tjiptohardjojo mengatakan, semua target penjualan kendaraan di dua avent berbeda itu terlampaui. Semua ini tak lepas kerja tim yang solid serta respon pasar yang memang tinggi.
"Di ajang GIIAS 2019 di ICE Mall, targetnya 1.400 unt ternyata bisa menjual 1.850 unit kendaraan sesuai surat persetujuan kredit (SPK) yang dilepas," kata Harjanto menjawab Bisnisnews.id di Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Sementara, di ajang pameran MTF MauCash Vaganza di AEON Mall targetnya 400 unit, sampai penutupan kemarin bisa melepas 462 unit. "Respon konsumen memang bagus. Dan, produk kendaraan yang ditawarkan juga terbaik dan keluaran terbaru," jelas Harjanto lagi.
Sementara, jenis kendaraan yang paling banyak diburu konsumen adalah mobil penumpang (MPV) seperti Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero, Suzuki Ertiga, Wuling, dan lainnya. "Mereka itu paling pas dengan selera dan kantong konsumen Indonesia," aku Harjanto.
Tenor yang ditawarkan MTF sama, rata-rata 4-5 tahun. Sedang angsuran disesuaikan dengan besar kecilnya DP/ uang muka serta negosiasi di lapangan. "Yang pasti, MTF komit memberikan pelayanan terbaik ke konsumen di Tanah Air," papar Harjanto.
Harga Jadi Kendala Hybride
Sementara, untuk penjualan kendaraan ramah lingkungan atau hybride sejauh ini masih kecil. "Sementara, dari para APM sudah siap, mereka sudah mempunyai produk unggulanya masing-masing," urai Harjanto.
Yang masih menjadi kendala penjualan mobil hybride adalah kebijakan fiskal khususnya pajak kendaraan mewah di Indonesia. Implikasinya, menurut Harjanto, harga mobil hybride masih sangat tinggi.
Dia memberikan contoh, mobil Toyota Camry konvesional dijual Rp600 juta per unit. Sementara, harga hybride-nya sekitar Rp800 juta per unit. "Jadi, selisihnya cukup mencolok, dan itu berdampak ke pasar," kilah Harjanto.
Oleh karena itu, Harjanto dan juga pelaku industri otomotif lainnya mendesak Pemerintah segera membuat kebijakan terkait mobil hybride yang ramah pasar. "Pajaknya harus dikurangi, sehingga harga jual produk bisa ditekan," terang Harjanto.
Untuk mobil konvensional, PPnBM 30% dari harga kendaraan. Sementara, PPN BM mobil hybride masih 75%. "Jika PPnBM diturunkan, harga jual mobil hybride bisa ditekan. Animo masyarakat membeli mobil hybride tentu akan naik," sebut pejabat Mandiri Group itu.
Dampak ikutannya, menurut Harjanto, konsumsi BBM akan turun dan beban subsidi BBM di APBN juga berkurang. Selain itu, menggunakan mobil hybride maka polusi udara menjadi berkurang. "Jadi, semua untung dan konsumen juga untung dengan hadirnya obil hybride ini," tegas Harjanto.(helmi)