Selamatkan Hubungan, AS-Rusia Setuju PBB Selidiki Serangan Kimia
Kamis, 13 April 2017, 01:33 WIB
Bisnisnews.id - Untuk menyelamatkan hubungan di tengah sengketa sengit atas Suriah, AS dan Rusia pada Rabu (12/04/2017) waktu setempat, sepakat bekerja sama dalam penyelidikan internasional atas serangan senjata kimia Suriah pekan lalu yang mendorong Amerika melakukan pembalasan dengan serangan rudal. Washington menyalahkan Rusia, Presiden Suriah Bashar Assad, sementara Moskow mengatakan bahwa pemberontak Suriah yang bertanggung jawab.
Setelah seharian diskusi dengan Sekretaris AS, Rex Tillerson, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan mereka setuju dengan penyelidikan PBB terkait peristiwa di Suriah utara pada 4 April. Lebih dari 80 orang tewas dalam serangan gas syaraf yang tidak diragukan lagi dilakukan pasukan Assad. Rusia mengatakan pemberontak yang menyebar bahan kimia tersebut, sementara Trump menyebutnya kampanye disinformasi.
Konferensi pers dilakukan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan diplomat Amerika selama hampir dua jam untuk melihat apakah mereka bisa menyelamatkan hubungan antara dua kekuatan militer terkuat di dunia. Dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS juga membayangi pertemuan tatap muka pertama antara Putin dan anggota kabinet Trump.
"Ada tingkat kepercayaan yang rendah antara kedua negara," kata Tillerson terus terang, dikutip daro AP News.
Dia mengatakan kelompok kerja akan dibentuk untuk meningkatkan hubungan dan mengidentifikasi masalah AS-Rusia . Dia mengatakan, kedua belah pihak juga akan membahas perbedaan pendapat tentang Suriah dan bagaimana cara mengakhiri perang saudara yang sudah berlangsung 6 tahun.
Yang paling mendesak adalah kesalahan tersangkut senjata kimia.
Tenggelam dalam intrik geopolitik, pertemuan antara Putin dan Tillerson tidak secara resmi dikonfirmasi sampai menit terakhir, menyusul spekulasi tentang apakah Rusia akan menolak untuk memberikan audiensi. Keputusan Putin untuk menjadi tuan rumah bagi Tillerson mengisyaratkan niat Moskow untuk menjaga komunikasi dengan AS. (marloft)