Swasta Belum Tertarik Investasi di Pelabuhan Patimban
Kamis, 15 Juni 2017, 11:07 WIBBisnisnews.id-Swasta dan BUMN diharapkan terlibat langsung sebagai operator pada pembangunan pelabuhan di pesisir Utara Jawa, Patimban Subang Jawa Barat. Terutama PT Pelindo II, sehigga dapat bersinergy dengan pelabuhan Tanjung Priok. Sayangnya, sampai saat ini belum ada swasta yang bersedia masuk untuk menggelontorkan investasinya .
Operator nasional itu, menurut Direktur Jenderal Perhubunngan Laut Kemenhub Tonny Budiono merupkakan hasil kerjasama antara perusahaan Jepang dan Indonesia, dengan komposisi saham yang telah ditetapan yaitu 51 persen lokal dan 49 persen asing.
Proyek Patimban yang diperkirakan bakal menelan investasi Rp 40 triliun, kata Tonny, terbuka untuk investasi swasta nasional. Pelindo II sebagai BUMN, ungkapnya, wajib ikut, karena perannya sangat strategis dalam oengembangan pelabuhan kedepan.
Menurutnya, pekan depan akan ada pertemuan membahas rencana pelabuhan Patimban. "Tapi ya, akan saya pastikan lebih dahulu ke Pak Menteri." kata Tonny.
Komposisi saham 51 persen untuk loal, ungkaapnya, dapat dipecah antara swasta dan BUMN untuk bersama-sama melakukan investasi di dalamnya. "Pelindo II ya wajib ikut di Patimban, karena itu yang paling penting," jelasnya.
Keberadaan pelabuhan Patimban itu nantinya bukan saingan dari Pelabuhan Tanjung Priok, tapi bersinergy untuk saling mendukung dan tumbuh serta berkembang bersama-sama. Kendati demikian, kalau nantinya ada swasta yang masuk, komposisi sahamnya diatur.
Kata Dirjen Tonny, samai saat ini belum ada perusahaan pelayaran swasta yang datang untuk melakukan investasi di Patimbang. Namun demikian pemerintah tetap membuka diri seluas-luasnya agar swasta nasional bisa terlibat.
Kalau untuk operator lokal kata Tonny, swasta yang masuk bisa bekerjasama dengn PT Pelindo II. "Kita belum menentukan, berapa besar saham Pelindo II nantinya di Patimban, yang pasti mayoritas. lalu kenapa kami pilih Pelindo II bukan Pelindo yang lain, karena pelindo II yang punya wilayah,"jelasnya.
Proyek Patimban itu sendiri saat ini masih dalam proses dimasukkan dalam daftar rencana prioritas pinjaman dan hibah luar negeri (DRPPHLN/ green book) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Tonny akui, ada kendala sehigga proses ini terhambat karena penyusunan green book itu masih menunggu kepastian proyek lainnya, yaitu mass rapid transit (MRT) Jakarta fase 2.
"Agak terlambat karena oembahasannya memang digabung dengan MRT karena sama Jepang otomatis harus satu green book. Dari Patimban sudah siap, tapi karena harus gabung dengan MRT jadi nunggu," jelasnya.
Terkait investasi asing, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya menjelaskan, Pemerintah Jepang telah menyetujui pengoperasian Pelabuhan Patimban, Subang Jawa Barat dimulai pada awal 2019. Untuk itu, regulator menargetkan pembangunan prasarana senilai Rp 40 triliun tersebut start selambat-lambatnya pada awal 2018.
Budi Karya menjelaskan, pihak Jepang terus menunjukkan komitmennya dalam bekerja sama untuk membangun Pelabuhan Patimban. Menurutnya, Jepang siap mencairkan pinjaman dan diproyeksikan penandatanganan pinjaman dapat berlangsung pada Agustus 2018.
Jepang sangat update dengan proyek ini dan Jepang setuju proyek ini akan dibuka awal 2019. Tanda tangan pinjaman harus tahun ini dan kira-kira pada Agustus. "Setelah itu, kami akan melelang kontraktor dan kami harapkan pada akhir 2017 atau selambat-lambatnya pada awal 2018," jelas Menhub.
Kata Budi, pihaknya juga mulai berkoordinasi intens untuk menentukan operator Pelabuhan Patimban. Nantinya, pengelola pelabuhan itu adalah entitas hasil kerja antara perusahaan nasional dengan perusahaan Jepang.
Direktur Utama PT Pelindo II Elvyn G Masassya pernah menyebutkan, pihaknya tetap berminat untuk menjadi operator Pelabuhan Patimban. Pelindo II sudah mengajukan minatnya itu kepada pemerintah.
Pembangunan Pelabuhan Patimban akan dibangun dalam tiga tahap. Ketiga tahap itu terdiri atas pembangunan tahap I (fase 1) sebesar Rp 17,63 triliun dan (fase 2) sebesar 14,16 triliun; tahap II sebesar Rp 7,58 trilliun; dan tahap III sebesar Rp 3,86 triliun. Pada tahap awal pemerintah hanya mengajukan pinjaman kepada Jepang senilai US$ 1,7 miliar. Tahap awal Pelabuhan Patimban yang akan dibangun adalah terminal mobil. Selanjutnya, pembangunan akan diteruskan untuk terminal kontainer. (Syam S)