Serangan Mematikan "Drone" di Pakistan, 26 Pejuang Taliban Tewas
Rabu, 18 Oktober 2017, 02:49 WIBBisnisnews.id-Serangan pesawat tanpa awak milik Amerika di sebuah kompleks yang digunakan oleh jaringan Haqqani yang bermarkas di Taliban menimbulkan banyak korban. Selasa sore (17/10/2017) dilaporkan, tercatat 26 orang tewas.
Serangan palig mematikan melalui pesawat tanpa awak itu dilakukan pada hari Senin, berbarengan dengan pertemuan pejuang Haqqani di distrik suku Kurram terpencil Pakistan sepanjang perbatasan Afghanistan dalam serangan paling mematikan terhadap kelompok tersebut tahun ini.
"Serangan drone pertama membunuh lima pejuang dari jaringan Haqqani dan beberapa menit terpisah dari sebuah pesawat tak berawak kedua kemudian melepaskan dua rudal lagi setelah militan tiba untuk mengambil mayat dari puing-puing," kata seorang pejabat senior pemerintah di Kurram kepada AFP, Selasa (17/10/2017).
"Sejauh ini 26 mayat telah diambil dan pesawat tak berawak masih terbang di langit," kata pejabat tersebut.
AS telah meningkatkan tekanan pada Pakistan dalam beberapa bulan terakhir untuk menindak pakaian tersebut. Seorang pejabat pemerintah kedua di Kurram mengkonfirmasi serangan pesawat tak berawak dan korban tewas baru.
Kedua pejabat tersebut mengatakan bahwa pemogokan tersebut terjadi di perbatasan dengan Afghanistan, dengan bagian dari kompleks tersebut berada di wilayah Afghanistan.
Haqqanis adalah salah satu faksi terkuat dalam pemberontakan Taliban Afghanistan dan telah mendapatkan reputasi menakutkan untuk serangan keji mereka terhadap pasukan NATO dan instalasi Afghanistan selama bertahun-tahun.
Kelompok tersebut telah lama dicurigai memiliki hubungan dengan sekuritas keamanan Pakistan, yang memburuk hubungan dengan Washington.
Islamabad telah berulang kali membantah tuduhan menutup mata terhadap militansi, mengecam Amerika Serikat karena mengabaikan ribuan orang yang telah terbunuh di tanahnya dan miliaran menghabiskan melawan ekstremis.
Sandera Kanada Joshua Boyle dan istri Amerika dan tiga anak dibebaskan pada 11 Oktober di Pakistan setelah lima tahun ditawan di tangan jaringan Haqqani. (Syam S)